Hashim Pastikan Perusahaannya Tidak Terlibat Korupsi Benih Lobster

JurnalPatroliNews – Jakarta, Komisaris PT Bima Sakti Mutiara, Hashim Djojohadikusumo, mengungkapkan bahwa perusahaannya hingga saat ini belum mendapatkan izin ekspor benih lobster dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Perusahaan yang kini berganti nama menjadi PT Bima Sakti Bahari tersebut baru mendapat izin budidaya benur, dan belum mendapat izin ekspor.

Oleh karena itu, adik Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tersebut membantah dengan tegas segala tuduhan yang mengaitkan perusahaan dan keluarganya dengan perkara korupsi yang menjerat mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.

“Perusahaan kami saat ini tengah melakukan beberapa aktivitas budidaya benur, karena proses budidaya itu membutuhkan waktu yang tidak sedikit, bisa sekitar satu tahun lebih. Kami mendapat izin budidaya itu Juni 2020. Tidak mungkin kami bisa melakukan ekspor benur,” kata Hashim di Jakarta, Jumat (4/12/2020).

Oleh karena itul, menurut Hashim, perusahaannya tidak mungkin menerima aliran dana jika izin ekspor belum punya.

Hashim melanjutkan, meski Edhy Prabowo yang kini sudah menjadi tahanan KPK merupakan rekannya di Partai Gerindra, hal itu tidak lantas membuat perusahaannya yang telah berdiri sejak tahun 1986 dengan mudah memperoleh izin ekspor benur. “Silakan dicek, perizinan kami proses semuanya melalui tim dari KKP, ada tim verifikasi lengkap dari KKP dan semua sesuai prosedur,” ujar Hashim.

Tidak hanya itu, Hashim dan perusahaannya juga siap membantu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) jika dibutuhkan untuk membongkar praktik korupsi meski itu melibatkan kader Gerindra. “Demi keberlangsungan dunia usaha di sektor kelautan dan perikanan ke depan, jika keterangan dibutuhkan, kami akan kooperatif dan terangkan semua ke KPK,” katanya.

Hashim Djojohadikusumo memang sudah menjalankan bisnis di sektor kelautan selama lebih 34 tahun dengan budidaya mutiara dan budidaya siput. Sejak saat itu, perusahaannya sudah berurusan dengan Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang dulunya adalah Direktorat Jendral Perikanan.

Namun 5 tahun lalu, akibat lemahnya pasar dunia, usaha mutiara ini mengalami kerugian. Demi menyelamatkan perusahaan dan karyawan yang jumlahnya ratusan, Hashim memilih melakukan diversifikasi usaha, tetapi tetap di bidang yang sama, yaitu kelautan dan budidaya, yaitu lobster, tripang, dan kepiting.

Senada dengan Hashim, Direktur PT Bima Sakti Bahari, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo menjelaskan perusahaannya hingga saat ini belum melakukan kegiatan ekspor benur. “Saya bisa pastikan sampai saat ini perusahaan kami belum melakukan ekspor benur sama sekali,” kata Sara.

Sara yang saat ini tidak aktif menjadi Direktur PT Bima Sakti Bahari karena mengikuti Pilwalkot Tangerang Selatan, mengatakan perusahaannya baru saja melakukan pelepasliaran benih lobster ke alam.

(bs)

Komentar