Ini Respons Kemlu RI Soal Batik Diklaim China

JurnalPatroliNews – Jakarta,  Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI membalas klaim China atas batik. Lewat cuitan akun Twitter @Kemlu_RI pada Senin (13/7/2020), pihak Kemlu menjelaskan jika batik adalah warisan leluhur Indonesia yang erat dengan keseharian masyarakat.

“Batik adalah warisan leluhur yg erat dgn kehidupan kita sehari-hari. Sejak 2/10/2009, @UNESCO telah tetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi. Oleh sebab itu, kita rayakan 2 Oktober sebagai #HariBatikNasional,” cuitnya, menambahkan tagar #IniDiplomasi.

Dalam cuitan selanjutnya, pihak Kemlu mengunggah foto saat Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Lestari Priansari Marsudi menjadi Presiden DK PBB. Terlihat Menlu dan beberapa hadirin yang mengenakan batik.

#SahabatKemlu, post disini dong batik kebanggaanmu! #BatikDiplomacy #IniDiplomasi,” lanjutnya.

Pada Minggu (12/7/2020), media asal China, Xinhua News menyebut bahwa batik adalah kerajinan tradisional yang umum di kalangan kelompok etnis di China dan sudah ada di negara itu sejak lama.

“Batik adalah kerajinan tradisional yang umum di kalangan kelompok etnis di China. Menggunakan lilin leleh dan alat seperti spatula, orang mewarnai kain dan memanaskannya untuk menghilangkan lilin. Lihatlah bagaimana kerajinan kuno berkembang di zaman modern. #AmazingChina,” tulis Xinhua News lewat akun Twitternya @XHNews.

Dalam postingan itu juga disertai video proses pembuatan batik yang berdurasi 49 detik. Dijelaskan jika batik merupakan kerajinan tradisional China yang biasanya digunakan oleh kelompok etnis minoritas di Guizhou dan Yunan.

Sontak postingan tersebut menuai kontroversi dan langsung menuai tanggapan dari warganet Indonesia yang tidak terima dengan klaim sepihak China. Setelah banyak diprotes menggunakan kata ‘batik’, media tersebut meralat klaim mereka keesokan harinya.

“Kerajinan cetak lilin China kuno sangat terampil dan memakan waktu. Kerajinan ini juga dikenal sebagai batik, sebuah kata dengan asal Indonesia yang mengacu pada teknik pewarnaan tahan lilin yang dipraktikkan di banyak bagian dunia. Terima kasih untuk @Kemlu_RI,” cuit Xinhua News.

Meskipun tradisi pembuatan batik ditemukan di berbagai negara, namun yang paling terkenal secara internasional adalah batik Indonesia. Batik sendiri merupakan kain yang dilukis dengan cairan lilin malam menggunakan alat bernama canting dan menghasilkan pola-pola tertentu.

Nama batik berasal dari bahasa Jawa, ‘amba’ yang berarti kain lebar dan luas, serta ‘matik’ atau titik, yang artinya batik adalah hasil dari menghubungkan titik-titik menjadi pola atau gambar tertentu pada kain yang lebar.

Dikutip dari laman resmi Pemerintah Jawa Barat, dikatakan sejarah pembatikan di Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Salah satunya, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa kerajaan Mataram, kerajaan Solo dan Yogyakarta.

Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam keraton, yang hasilnya digunakan oleh para raja, keluarga serta para pengikutnya. Namun karena banyak pengikut kerajaan yang tinggal di luar keraton, kesenian batik dapat berkembang dan dikenal oleh keseluruhan lapisan masyarakat.

Bahkan membatik menjadi salah satu hobi para kaum wanita yang sudah menikah untuk mengisi waktu senggang mereka.

Setelah batik masuk ke kancah internasional, UNESCO menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi pada 2 Oktober 2009 silam. Sehingga pada tanggal ini, Indonesia memperingatinya sebagai Hari Batik Nasional.

(lk/*)

Komentar