Isu Geng dan SARA Dinilai Jadi Angin Lalu dalam Bursa Calon Kapolri

JurnalPatroliNews – Jakarta, Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDIP I Wayan Sudirta meyakini isu geng maupun isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) hanya akan menjadi angin lalu dalam bursa calon Kapolri pengganti Jenderal Idham Azis. Keyakinan ini disampaikan Wayan Sudirta lantaran konsolidasi Polri secara kelembagaan telah berjalan baik.

“Saya kok kurang percaya dengan isu geng itu. Sekarang di umur Polri yang sudah ke-74, lembaganya semakin terkonsolidasi ke dalam dan semakin mantap. Walaupun ada isu, saya kira hanya sekadar isu, geng itu tidak bisa menjadi penentu,” kata Wayan Sudirta kepada awak media, Selasa (24/11/2020).

Wayan Sudirta menyatakan, proses pemilihan Kapolri berjalan secara berjenjang dan terdapat sejumlah lembaga yang terkait. Mulai dari Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Presiden, hingga Komisi III DPR yang melakukan uji kepatutan dan kelayakan calon Kapolri.

“Katakanlah geng-nya kuat, kalau kriteria dan persyaratannya tidak terpenuhi belum tentu bisa lolos. Jadi saya kurang percaya geng itu bisa dominan memengaruhi pencalonan Kapolri,” kata Wayan Sudirta.

Sementara terkait isu SARA, Wayan memastikan, hal tersebut tidak akan memengaruhi pemilihan calon Kapolri ke depan. Terutama saat berproses di Komisi III DPR.

“Saya yakin di Komisi III tidak akan berkembang soal SARA itu, karena anggota Komisi III kan anggota MPR juga, yang dalam setahun berkali-kali mengadakan sosialisasi empat konsensus kebangsaan. Di situ ada pencerahan tentang nilai-nilai Pancasila dan permasyarakatan konsep Bhinneka Tunggal Ika,” kata Wayan Sudirta.

Di sisi lain, Wayan menyebut sejumlah kriteria yang harus dipenuhi calon Kapolri untuk memimpin Polri yang profesional, moderen, dan terpercaya. Menurutnya, calon Kapolri sudah sepatutnya jujur seperti Hoegeng Imam Santoso, Kapolri periode 1968-1971.

Wayan Sudirta meyakini, Kapolri yang jujur akan membuat Korps Bhayangkara mendapat kepercayaan, simpati, dan dukungan masyarakat. Selain itu, calon Kapolri harus pintar karena akan bertanggung jawab memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat seluruh Indonesia dengan problematika yang kompleks.

Tak hanya, calon Kapolri pun harus berani bersikap tegas menegakkan hukum di tengah hiruk pikuk demokrasi pada saat ini. Kemudian, calon Kapolri harus sosok yang memiliki jaringan kuat untuk menjaga kerukunan masyarakat dan menjalin komunikasi yang baik dengan institusi TNI.

“Harus punya loyalitas yang tinggi kepada masyarakat dan Pemerintah, yang bermuara pada terjaganya keutuhan bangsa dan negara Republik Indonesia serta mampu mengorganisasi jajaran di bawahnya dengan baik, terutama Kapolda dan Kapolres agar dapat mendengar aspirasi masyarakat dan tokoh masyarakat yang menuntut keadilan secara sungguh-sungguh,” papar Wayan Sudirta.

(bs)

Komentar