Jaga Keseimbangan!, Mahfud Ungkap Demokrasi dan Integrasi Menyimpan Dilema

JurnalPatroliNews – Jakarta, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD menerangkan demokrasi dan integrasi akan saling mengancam terhadap satu sama lain. Maka keduanya mesti dijalankan secara bersamaan.

“Inilah dilema, jika demokrasi terlalu longgar maka integrasi terganggu,” katanya dalam akun media sosial resminya @mohmahfudmd, Jumat (8/1).

Ia mengatakan integrasi terlalu ditonjolkan maka dapat berdampak pada iklim demokrasi yang tidak sehat. Pengelolaan demokrasi dan persatuan mesti dijalankan secara seimbang.

“Maka demokrasi dan integrasi sama pentingnya bagi kelangsungan negara,” ujarnya.Mahfud kemudian meminta semua pihak untuk bahu-membahu mengelola jalannya keseimbangan demokrasi dan persatuan bangsa.

“Tugas kita menjaga keseimbangan agar keduanya subur,” pungkasnya.

Keterangan Mahfud ini mengomentari tautan artikel yang ia tulis di sebuah media nasional bertajuk Di Tengah Pembangunan Demokrasi dan Menjaga Persatuan. Mahfud menyebutkan bahwa demokrasi dibutuhkan tidak hanya untuk menempatkan masyarakat pada posisi sentral dan sebagai penentu arah kebijakan pemerintah, tetapi juga sebagai mekanisme pengambilan keputusan mengenai kebijakan negara dalam negara-bangsa yang majemuk dengan berbagai ikatan primordial.

Sementara integrasi diperlukan agar bangsa yang majemuk tetap bersatu dalam ikatan kebangsaan yang kuat. Dilemanya adalah demokrasi dan integrasi sering kali berlawanan arah. Beberapa bahkan mengatakan mereka memiliki karakter yang kontradiktif.

Demokrasi ingin membuka spektrum kebebasan yang luas agar setiap orang atau kelompok masyarakat (termasuk kelompok primordial) dapat memperjuangkan aspirasinya secara bebas, sedangkan integrasi cenderung berupaya mengekang kebebasan agar bangsa tetap bersatu.

Banyak negara dapat mengatasi hal ini, namun beberapa negara tidak dapat dengan mudah mengatasi masalah tersebut dan masih mencari format yang tepat yang dapat menyelaraskan perjalanan pembangunan di tengah integrasi dan demokrasi.

Meski tidak berada di titik ekstrim, Indonesia menghadapi dilema yang sama dalam beberapa tahapan sejarahnya, termasuk perkembangan terkini.

(*/lk)

Komentar