Jenderal Gatot Nurmantyo Minta Ditangkap Karena Berbuat Makar, Ada Apa Nih !

Jurnalpatrolinews – Jakarta : Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo turut menanggapi pernyataan Menteri Agama Fachrul Razi yang menyinggung penghafal atau Hafiz Alquran sebagai ‘agen’ radikalisme di masjid-masjid. Begini pernyataan Gatot !

Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) itu mengaku siap pasang badan membela para Hafiz Alquran tersebut.

Gatot seperti dikutip kompas.tv menceritakan dirinya punya pengalaman tersendiri dengan para Hafiz Alquran. Pada 17 Agustu 2017 sekitar pukul 17.00 WIB, dirinya yang kala itu menjabat sebagai Panglima TNI mengadakan murojaah di Markas Besar TNI di Cilangkap, Jakarta Timur.

Saat itu, kata Gatot, acara yang bertemakan Memohon Perlindungan Allah SWT untuk Bangsa Indonesia itudihadiri oleh 1.000 orang Hafiz Alquran.

Karena itu, Gatot menambahkan, jika pemerintah ingin menangkap para Hafiz Alquran karena dianggap sebagai agen penyebar paham radikalisme di masjid, pemerintah harus menangkap dirinya terlebih dahulu.

“Saya pembina muroja’ah hafiz Alquran. Jadi, kalau pemerintah akan menangkap (Hafiz Alquran), tangkap dulu saya. Saya yang makar, kalau itu makar,” kata Gatot yang dikutip dari akun Instagram miliknya pada Selasa, (8/9/2020).

Lebih lanjut, Gatot mengaku heran dengan sikap yang menyudutkan para penghafal Alquran tersebut. Dia tak bisa membayangkan apa jadinya jika tak ada hafiz Alquran.

“Hafiz Quran itu yang melindungi Alquran, mengamankan Alquran. Bayangkan kalau tidak ada hafiz Quran, Alquran diganti kalimatnya, isinya diganti. Siapa yang tahu? Enggak ada yang tahu,” ucap Gatot.

Pada kesempatan itu, Gatot mengajak masyarakat Indonesia untuk bersama-sama berjuang melalui Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).

Sebelumnya, Gatot Nurmantyo menyampaikan jika deklarasi KAMI sempat mengalami kendala karena terjadi dua kali insiden pembatalan sepihak di dua hotel di Bandung.

“Kemarin Balai Sartika (Bikasoga) dipersiapkan kemudian dibatalkan. Saya tersenyum 10 kali,” ujar Gatot.

Kemudian, kata dia, di lokasi berikutnya yakni Grand Pasundan sudah dipersiapkan. Satgas Covid-19 juga telah memberi izin. Tapi karena didemo, surat izin dari Satgas Covid-19 ditarik lagi. “Saya tersenyum 100 kali,” katanya.

Meski sempat mengalami kendala, kata Gatot, usaha yang dilakukan oleh penggerak KAMI di Jabar membuahkan hasil, karena akhirnya deklarasi digelar di rumah milik anggota KAMI, Jumhur Hidayat.

“Allah SWT punya rencana luar biasa di Bandung. Di sini di tempat ini kita deklarasi. Kita tidak boleh marah. Saya ingatkan untuk selalu tersenyum, sebagai bentuk syukur. Jangan marah yang hanya membuang-buang energi,” ucapnya.

Lebih lanjut, Gatot mengatakan kalau dirinya mempunyai utang kepada Bumi Siliwangi karena dilahirkan dan meniti karir di tempat tersebut.

“Saya bersyukur sebagai prajurit saya melewati berbagai pertempuran dan sampai di jabatan tertinggi (Panglima TNI),” kata Gatot.

“Saya kemudian bertanya apa yang bisa saya berikan untuk Negeri Pertiwi? Saya dilahirkan di Bumi Siliwangi, meniti karir di Bandung, Bogor, Pandeglang, Dayeuhkolot. Saya berutang pada Bumi Siliwangi.”

Karena itu, dirinya mengajak warga Jawa Barat untuk turut serta berjuang bersama-sama KAMI.

Sementara itu, Presidium KAMI Din Syamsuddin mengatakan KAMI merupakan gerakan moral, sehingga para simpatisan harus menunjukkan nilai-nilai moralnya.

“KAMI adalah gerakan dari anak-anak bangsa yang terpelajar yang mengedepankan akal pikiran, maka kita kedepankan akal pikiran. Jangan otot pakailah otak,” ujar Din Syamsudin.

Ia pun berharap, deklarasi KAMI di Jabar bisa berjalan dengan baik. Tak lupaia menyampaikan selamat atas deklarasi KAMI di Jabar.

“Yang penting adalah setelah ini. Saya tidak menyampaikan pesan apa-apa tetapi selamat atas dideklarasikannya KAMI Jawa Barat,” kata Din.  (bizlaw)

Komentar