JK: Vaksin Covid-19 Sudah Datang? Jangan Senang Dulu!

JurnalPatroliNews – Jakarta, Wakil Presiden Indonesia (Wapres) ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) mengimbau masyarakat dan pemerintah jangan senang dulu setelah kedatangan vaksin covid-19. Menurutnya, masih banyak tantangan yang bakal dihadapi untuk menyelesaikan krisis akibat pandemi.

“Benarkah harapan itu adalah vaksin? Tapi jangan lupa apa yang masuk 270 juta (penduduk) kalau yang divaksin harus 200 juta 2x berati 400 juta suntikan. Kalau orang bisa suntik 1 juta sehari berarti (butuh waktu) 1,5 tahun, berarti harus dibutuhkan upaya (keras),” kata JK dalam International Virtual Conference 2020 Indef Rabu (9/12).

Upaya itu memerlukan sinergi baik antara pemerintah pusat maupun daerah, termasuk antara Kementerian dan Lembaga (K/L). Masing-masing instansi tidak bisa mengedepankan ego sektoral masing-masing, juga harus saling memutus jalur birokrasi yang berbelit.

Pasalnya, JK mengungkapkan bahwa ada beberapa kendala yang dihadapi dalam proses pendistribusian vaksin, apalagi melihat karakteristik bentang alam yang dimiliki negeri ini. Indonesia memiliki tantangan lebih besar.

“Masih ada kendalanya pertama vaksinnya dari mana? sudah ditemukan misalnya. Sistem logistiknya kita ini negara kepulauan, tidak semudah seperti Malaysia yang semua dapat diangkut dengan truk pendingin. Kita negara kepulauan yang tersebar, logistiknya jadi tantangan. Ini masih banyak masalah sebelum mengatasi sebab dari masalah ini, untuk menjamin ekonomi kita ke depan kembali (normal),” sebut JK.

Ketika krisis ekonomi bisa sedikit demi sedikit teratasi, maka dampaknya bakal luas terhadap peningkatan ekonomi. Jika ekonomi juga bisa terkerek maka daya beli masyarakat bisa kembali tumbuh. JK menilai itu menjadi kunci untuk masyarakat bisa kembali hidup normal.

“Daya beli merupakan orang kepercayaan. Misalnya saya belanja karena berpikir tahun depan saya sudah ada pendapatan. Tantangan sekarang ini menjadi dua, yakni mengobati orang sakit dan memberi imunisasi orang ngga sakit kemudian akan ada sebuah perubahan ekonomi,” jelas JK.

(cnbc)

Komentar