“Kepemimpinan Indonesia di Tengah Rivalitas AS-Tiongkok dan Proyeksi Tata Dunia Baru”

Hal tersebut berkaitan dengan posisi Indonesia yang nyatanya masih memiliki kesenjangan dalam hal kapasitas militer. Dalam upaya menyikapi persaingan militer AS dan Tiongkok di kawasan, Andi menekankan pada kondisi Indonesia yang membutuhkan waktu dalam hal modernisasi pertahanan.

Andi juga menjabarkan dua proyeksi pola interaksi Amerika Serikat terhadap Tiongkok yang terbagi dalam skenario persaingan damai dan konflik militer. Yang menjadi kekhawatiran utama adalah jika terjadi decisive battle, yakni perang yang memanfaatkan teknologi dengan daya hancur tinggi.

“Itu yang dikhawatirkan oleh Presiden Jokowi dalam amanatnya 5 Oktober 2020, 75 tahun TNI. Hati-hati dengan karakter perang masa depan yang high level of technology, high level of destruction dan decisive battle.” ujar Andi.

Terkait Presidensi G20, Andi menunjukkan optimisme bahwa konflik antara Rusia dan Ukraina akan berakhir damai sebelum pelaksanaan G20 di Bali.

 “Apakah nanti kita harus mengundang Rusia Putin dalam KTT G20, saya sebagai akademisi akan heran,  akan sangat sangat heran kalau November 2022 perundingan damai antara Rusia dan Ukraina belum tercapai.“ ujar Andi.

Komentar