Ketua OPM Diancam, Rakyat Papua Menderita Dijadikan ‘Sapi Perah’

Jurnalpatrolinews – Jayapura : Ketua Organisasi Papua Merdeka (OPM) Jeffrey Bomanak dan Juru Bicara OPM Sabby Sambom mendapatkan ancaman oleh pasukan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) di wilayah Lapago (12/10).

Diketahui bahwa peristiwa pengancaman terhadap dua petinggi OPM tersebut dilatar belakangi oleh faktor penggunaan anggaran keuangan yang tidak tepat.

Konflik ini bermula setelah Australia yang dituduh telah menyuplai dana segar kepada OPM tidak diserahkan kepada faksi militernya, TPNPB.

“Kami yang berjuang di hutan, tapi kami tidak mendapat bagian,” ungkap Panglima TPNPB Lapago, Enden Wanimbo.

Wanimbo beranggapan bahwa Jefrey Bomanak dan Sabby Sambom adalah duri dalam daging dalam perjuangan kemerdekaan, karena telah melarikan sejumlah uang yang akan dipergunakan untuk pembiayaan logistik dalam operasi.

Wanimbo menambahkan bahwa apa yang dilakukan OPM saat ini tidak sejalan dengan cita-cita bangsa Papua. Ia mengatakan bahwa terlalu banyak kebohongan dan politik kepentingan dalam perjuangan yang ada.

“Memang benar dia (Jeffrey) selalu sesumbar kalau OPM sebagai organisasi induk. Tapi itu hanya sebatas omong kosong. Sampai sekarang nyatanya tidak ada lobi internasional yang terjadi,” tambahnya.

Menyikapi permasalahan yang terjadi di tubuh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Pengamat Papua yang juga merupakan DPD Pemuda Mandala Trikora Provinsi Papua Ali Kabiay Wanggai, mengatakan bahwa perjuangan Papua merdeka penuh dengan kepentingan pribadi.

“Perjuangan yang mereka lakukan sudah tumpul. Selain karena konflik internal, para pemimpin-pemimpinnya hanya bisa mengumbar janji tanpa ada realisasi,” papar Ali dalam keterangannya.

Oleh sebab itu, kata Ali, rakyat adalah elemen yang paling dirugikan terkait polemik yang terus terjadi di Papua.

“Sebagian rakyat Papua yang mendukung referendum akan dibuat kebingungan. Hal itu yang menjadikan rakyat yang sejatinya tidak paham akar permasalahan hanya menjadi korban tipu daya politik yang tidak jelas,” pungkas Ali.  (Ind Paper)

Komentar