Mahasiswa Puncak Mengutuk TNI yang Menewaskan Pelajar di Ilaga

Jurnalpatrolinews – Jayapura : Para pelajar dan Mahasiswa/i asal Kabupaten Puncak di Jayapura mengutuk keras kekerasan militer Indonesia di Kabupaten puncak. Mereka meminta TNI/Polri segera ditarik dan bertanggung jawab terhadap 2 pelajar korban pelajar, dan 3 lainnya yang diduga tewas dan belum ditemukan di distrik Gome.

Bertempat di Perumnas I, Waena, Mahasiswa yang tergabung dalam Komunitas Mahasiswa Puncak, melalui Sekertarisnya, Jekson Tabuni menyampaikan bahwa Kabupaten Puncak sebelum TNI/Polri didroping sudah dalam kondisi aman.

“Kami meminta pihak pasukan TNI dan Polri yang didroping di hutan dengan Helicopter berturut-turut dalam seminggu lalu agar ditarik segera sebelum rakyat sipil lain jadi korban” tegas Jekson bersama puluhan Mahasiswa, Senin (23/11).

Untuk mencari kebenaran dan kejujuran, Mahasiswa telah membentuk Tim Kebenaran dan Kejujuran untuk Kemanusiaan di Puncak. “Kami sebagai Mahasiswa telah bentuk Tim dan akan turun di lapangan dan mengumpulkan data di lapangan” Kata Jekson.

Mereka juga meminta pihak DPRD, Bupati, dan Gereja untuk menyikapi penembakan ini. Selain itu, pada poin ke lima, Mahasiswa Puncak juga menyampaikan penolakan terhadap Otonomi Khusus di Papua.

3 Warga Sipil Dikabarkan Hilang Ditempat yang Sama

Selain dua pelajar Atanius Murib (17) dan Manus Murib (17) yang ditembak pada 20 November 2020 lalu, beredar kabar bahwa 3 warga sipil yang melintasi jalan dari Agandugume ke Ilaga dikabarkan hilang dan belum ditemukan keluarga.

Media Suara Papua mencoba menghubungi pihak keluarga dan membenarkan kejadian ini. “Tiga keluarga kami atas nama Akis Alom (34), Les Murib (19), dan Wenis Murib belum tiba di Ilaga” kata Julianus Murib via telepon, Minggu (22/11).

Sumber lain di Lapangan menyampaikan bahwa ketiga warga sudah ditemukan dalam kondisi dibakar. Sementara, pihak keluarga Atanius yang meninggal masih berupaya negosiasi dengan pihak TNI/Polri dan Pemda agar mayat anaknya bisa dibawa kembali ke keluarga di Ilaga.

Sementara itu, pihak TNI membantah kejadian itu dan menyampaikan KKB (TPNPB -red) sebagai pelakunya. Pihak Polda Papua juga menyampaikan masih menyelidiki pelaku penembakan terhadap 2 warga pelajar.

Menanggapi bantahan dan tudingan TNI, Juru Bicara Komite Nasional Papua Barat (KNPB), Victor Yeimo, melalui akun facebooknya menyampaikan bahwa pihak TNI membunuh dan memainkan pola playing victim.

“Manus Murib yang berhasil lolos sudah sampaikan pelakunya TNI dan Brimob. TNI merekayasa korban agar dituduh sebagai TPNPB. Ini pola-pola rekayasa yang selama ini dilakukan ketika membunuh rakyat sipil” kata Victor.

Selain itu,  dirinya mengutuk pihak wartawan media nasional yang turut memberitakan kebohongan penguasa. “Semua orang tahu, tidak mungkin TPNPB membunuh kedua pelajar yang adalah keluarga dan rakyatnya sendiri” tulis Victor. (suara papua)

Komentar