Massa Habib Rizieq Positif Corona: 7 di Petamburan, 50 di Tebet, 20 di Bogor

JurnalPatroliNews – Boyolali – Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengungkap sejumlah kerumunan massa Habib Rizieq Syihab dinyatakan positif virus Corona (COVID-19). Doni meminta massa yang terlibat kerumunan itu untuk proaktif periksa ke Puskesmas terdekat.

“Data yang kami terima tadi malam untuk wilayah Petamburan dari 15 orang yang diperiksa sudah 7 orang positif COVID, termasuk Lurah Petamburan. Kemudian di Tebet sudah 50 orang yang positif COVID,” ungkap Doni Monardo kepada wartawan saat mengunjungi pengungsi TPPS Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jumat (20/11/2020).

“Data Jumat sore 20 November, hasil swab antigen untuk Kluster Mega Mendung (Bogor) adalah yang diperiksa 559 orang, yang positif ada 20 orang,” sambungnya.

Dari temuan ini yang juga disampaikan melalui pesan tertulis kepada wartawan, Doni meminta masyarakat yang ikut dalam penjemputan Habib Rizieq di bandara Soekarno-Hatta, Maulid Nabi di Tebet, dan di Mega Mendung serta acara di Petamburan untuk melapor kepada ketua RT/RW di wilayahnya. Para warga yang mengikuti massa Habib Rizieq juga diminta memeriksakan diri ke Puskesmas terdekat.

“Dan kami berharap kerja sama dengan semua komponen masyarakat di berbagai daerah terutama di Jakarta dan juga Jawa Barat. Khususnya juga para ketua RT dan RW, untuk menyampaikan pesan kepada keluarga-keluarga bagi masyarakat yang kemarin ikut beraktivitas baik mulai dari Penjemputan di Bandara Soekarno-Hatta, kegiatan Maulid Nabi di Tebet dan juga di Mega Mendung serta acara terakhir di Petamburan, mohon dengan kesadaran sendiri untuk melaporkan diri kepada ketua RT dan RW,” urainya.

“Lantas kalau bisa dengan kesadaran dan keikhlasan itu memeriksakan diri ke Puskesmas,” pesan Doni yang juga Ketua BNPB itu.

Doni juga melaporkan telah mengirimkan 2,5 ribu swab antigen ke seluruh Puskesmas di daerah yang berpotensi terjadi peningkatan kasus. Dia juga meminta masyarakat untuk menghindari kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan.

“Dibutuhkan kesadaran, dibutuhkan kesabaran dan juga keikhlasan untuk bisa menahan diri, jangan membuat acara yang dapat membahayakan protokol kesehatan. Protokol kesehatan harga mati. Oleh karenanya sekali lagi kita semua harus menggelorakan, menolak semua kegiatan yang dapat menimbulkan ancaman akibat melanggar protokol kesehatan,” ucap Doni.

(dtk)

Komentar