Menteri Basuki Ungkap Kunci Sukses Proyek Food Estate Jokowi

JurnalPatroliNews – Jakarta, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkap kunci sukses proyek food estate yang sekarang ini sedang dijalankan Presiden Jokowi. Menurutnya, kunci keberhasilan proyek terdapat pada penyediaan air untuk irigasi areal sawah.

Irigasi tersebut terutama diperlukan oleh lahan potensial seluas 165 ribu hektare (ha) yang digunakan untuk proyek itu. Diketahui, lahan itu merupakan kawasan aluvial, bukan gambut.

“Kuncinya ada pada ketersediaan air untuk irigasi, baru diikuti dengan teknologi pertaniannya. Untuk itu Kementerian PUPR fokus pada lahan yang sudah ada jaringan irigasinya. Kami lihat jaringan irigasinya sudah intensif di masing-masing blok sawah, namun ada yang tidak terpelihara sehingga itu yang akan diperbaiki dan perlu dilakukan pembersihan (land clearing) saja, tanpa perlu dilakukan cetak sawah kembali dan tidak akan menyentuh lahan gambut dan hutan,” kata Menteri Basuki seperti dikutip dari website Kementerian PUPR, Senin (13/7).

Basuki mengatakan proyek yang dilakukan tanpa pencetakan sawah baru tersebut cukup menghemat biaya.

“Karena kalau membuka sawah baru rata-rata biaya yang dibutuhkan untuk lahan seluas 1 ha apalagi di daerah rawa itu bisa mencapai Rp30 juta. Kalau kita merehabilitasi sawah yang sudah ada untuk luas lahan 1 ha hanya membutuhkan biaya sekitar Rp8 juta-Rp9 juta,” tuturnya.

Presiden Jokowi memutuskan untuk melaksanakan proyek food estate seluas 178 ribu hektare di Kalimantan Tengah. Ia telah menugaskan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjadi penanggung jawab atau komando pembangunan proyek.

Ia mengatakan proyek dibangun untuk mengantisipasi potensi krisis pangan di tengah pandemi virus corona. Hal ini sesuai dengan peringatan kelangkaan bahan pangan yang disampaikan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) beberapa waktu lalu.

Menteri Basuki mengatakan Kalteng dipilih menjadi kawasan pengembangan food estate di luar Pulau Jawa dengan pertimbangan, sudah memiliki jaringan irigasi, petani, hingga sistem pendukung produksi pertanian yang baik.

“Sebelumnya ada beberapa alternatif seperti di Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah dan Merauke,” kata Menteri Basuki.

Basuki menyatakan food estate di Kalimantan Tengah tersebut nantinya akan mengembangkan sistem pertanian yang modern. Dengan sistem ini nantinya lahan diharapkan tidak hanya dimanfaatkan saat produksi tetapi juga pasca produksi.

“Jadi bukan sistem pertanian yang biasa, sehingga Sumber Daya Manusia (SDM) yang mengelola juga harus memiliki keterampilan dan keahlian. Transmigran yang dipilih nantinya harus memiliki skill yang baik untuk mekanisasi pertanian,” ujar Menteri Basuki.

(cnn)

Komentar