Merajut Asa Meniti Peluang Ekspor, Ngahadi Ungkap: Kendala Petani Holtikultura di Desa Tlahab Kidul

JurnalPatroliNews – Purbalingga,– Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu motor penggerak ekonomi tanah air. Hal ini sejalan dengan keinginan pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM yang disampaikan Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM, Agus Santoso, Kemenkop-UKM telah menetapkan sektor-sektor yang menjadi prioritas dalam pengembangan koperasi dan UMKM dengan menggunakan pendekatan klaster atau komoditas unggulan, Termasuk sektor pertanian.

Meski sektor pertanian berperan penting, tapi tak jarang banyak pelaku UMKM yang kesulitan mendapatkan fasilitas pendanaan dan pendampingan bagi usahanya, Seperti halnya yang dikeluhkan sejumlah petani dan pengepul Hasil panen petani holtikultura yang ada di wilayah Desa Tlahab Kidul purbalingga.

” Dengan didukung Potensi wilayah dan Sumber daya alam yang ada, para petani holtikultura di wilayah Desa Tlahab Kidul purbalingga, Saat ini sudah mulai dilirik para eksportir, Akan tetapi untuk pemenuhan kuota ekspor dan permodalan bagai dua sisi mata uang, yang sering kali menjadi kerikil dan Kendala bagi para pelaku usaha dan petani hortikultura,” Kata Ngahadi Hadi Parwoto (39 Th). Pengusaha milenial yang juga petani hortikultura, kepada rekan media JurnalPatroliNews, di lokasi packing Holtikultura Baby Buncis / Buncis Kenya di Desa Tlahab Kidul, Karang Reja Purbalingga, Sabtu (27/2).

“Yang utama saat ini, Walaupun pertanian holtikultura belum banyak yang menggeluti, Karena Hasil panennya langsung Ekspor, tetap kami jalani walaupun tertatih-tatih, Dengan minimnya permodalan untuk penuhi kuota Ekspor, Demi terjaga kebersamaan kelompok, Niatan kami bagaimana dapat terus memberdayakan petani lokal, yang baru mulai menyukai untuk menggeluti budidaya holtikultura kualitas Ekspor agar lebih giat lagi,“ Jelasnya.

Dikatakan Ngahadi yang saat ini membina ratusan petani konvensional menjadi petani holtikultura di Desa Tlahab Kidul dan sekitarnya, Untuk membudidayakan Baby Buncis/buncis kenyan, kentang, Labu madu, dll yang siap diekspor ke Singapura, lewat sebuah perusahaan eksportir produk hortikultura PT Corona, tentunya tidak lagi dengan cara petani konvensional, tetapi ada alih tehnologi, Agar hasil panennya dapat memenuhi pasokan ekspor yang selama ini kami laksanakan.

” Terimakasih kepada kepala Dinas Pertanian Kabupaten Purbalingga, yang telah memberikan support dan perhatian khusus kepada petani holtikultura di purbalingga, serta PPL kecamatan yang melakukan pendampingan kepada petani /budidaya holtikultura,” imbuhnya.

“Dan tentunya kepada Pemerintah pusat, melalui kementerian dan lembaga terkait, Dapat memberikan pendampingan kepada Petani Budidaya Holtikultura kualitas ekspor di Desa Tlahab Kidul dan sekitarnya, Agar kendala permodalan yang selama ini di rasa-rasakan dapat segera teratasi,” pungkas Ngahadi Petani Mileneal Budidaya Holtikultura.

(*/lk)

Komentar