Moch Ali Sadikin : Koperasi Bukan Korporasi

Jurnalpatrolinews – Jakarta : “Saya lagi mudik, kiye bapake ?” Jawaban singkat melalui WhattsApp dari  Ali Sadikin saat dihubungi menyoal perkembangan Forum Komunikasi Koperasi Besar Indonesia (Forkom KBI).

Sebagai sekretaris ia termasuk seksi sibuk yang kudu rajin mencatat aktivitas komunitas koperasi yang rerata beromset, aset dan anggota besar itu.  Bagaimana kondisi Forkom KBI di tengah pandemi covid-19 ? Tak jauh beda dengan usaha lainnya, jawabnya politis.

“Bagi koperasi dengan basis anggota solid, covid-19 ini tidak terlalu bermasalah, setidaknya tidak bakal ada rush besar-besaran yang membuat koperasinya kolaps,” tuturnya.

Pria kelahiran Pemalang 1967  yang kini Pengawas Koperasi Simpan Pinjam Makmur Mandiri (KMM) , bercerita tentang kondisi koperasinya yang relatif aman lewati pandemi.

“Penurunan simpanan maupun pinjaman memang tak bisa dihindarkan karena daya beli anggota tergerus pandemi, ” ujarnya seraya menambahkan KMM juga diundang ke Istana Negara pada Juli lalu, sebagai salah satu dari 20 koperasi penerima program pemulihan ekonomi nasional.

Selain itu, masih di tengah pandemi ini, KMM dipercaya mengelola dana bergulir LPDB-KUMKM sebesar Rp50 miliar untuk disalurkan kepada usaha-usaha mikro kecil produktif.

Ditanya kiat agar koperasi tetap eksis dan tidak terobang ambing oleh isyu shadow banking, menurut Ali selain konsisten menjaga prinsip jati dirinya, bisnis koperasi harus tetap fokus melayani segmentasi mikro.

“Karena Koperasi bukan Korporasi, karenanya yang harus dilayani adalah anggota, bukannya nasabah, sehingga bermuara pada kasus gagal bayar,” tuturnya.

Sarjana akutansi ini optimistis KSP akan berkembang pesat ke depan apabila Pemerintah dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UKM sebagai regulator melakukan identifikasi regulasi-regulasi yang lemah. Ia usulkan segera dilakukan ratifikasi, dan harmonisasi agar regulasi menguatkan keberadaan koperasi sebagai badan usaha.  (majalah peluang)

Komentar