Otsus Dilanjutkan Artinya Papua Merdeka

Jurnalpatrolinews – Jayapura : Otonomi Khusus [Otsus] yang telah digulirkan sajak 1 Januari 2001 sepanjang 20 tahun saatnya berakhir. Otsus diberikan sebagai bargaining tertinggi atas politik tertinggi bangsa Papua, ialah Merdeka. Dahulunya, orang asli Papua meminta merdeka, namun Otsus yang dipaksakan kepada orang Papua. Otsus diberikan dengan indikasi utama:

Pertama, memberdayakan atau membangun Papua. Jakarta memberikan Otsus agar orang Papua diberdayakan dan dibangun dari segala kemarjinalan. Melalui Otsus, Jakarta mau membangun kepercayaan baru untuk tetap tinggal bersama Indonesia.

Kedua, Otsus diberikan kepada Orang Asli Papua [OAP] agar dapat bersaing dan setara dengan masyarakan seantero nusantar. Yakni supaya masyarakat tidak miskin atau tidak ketinggalan di segala aspek kehidupan.

Ketiga, Otsus diberikan juga supaya OAP dapat mengatur hidupnya sendiri, tanpa pemantauan atau tanpa tekanan dan Intimidasi.

Masih banyak hal yang menjadi indikator utama Otsus diberikan. Yang jelas untuk menggagalkan kemerdekaan Papua. Dari semua Indikator, pasal-pasal dalam UU Otsus No. 21 Tahun 2001, hampir semua Indikator gagal. Jakarta gagal membangun kepercayaan dalam diri rakyat bangsa Papua.

Pertama, di era Otsus jutaan manusia Papua menjadi korban penembakan. Yang nyata dan terlihat adalah penembakan Pendeta Zanambani di Intan Jaya [Intan Jaya masih dalam situasi darurat], Nduga dalam situasi darurat [rakyat mengungsi di tanah sendiri], Paniai Berdarah, Dogiyai Berdarah, dan lain sebagainya.

Kedua, Soal pemberdayaan [pembangunan], hingga kini rakyat Papua menjadi termiskin di negara Indonesia. Dari semua sektor pembangunan, OAP Paling terakhir.

Ketiga, Semua Birokrasi pemerintahan diatur dari Jakarta. Bahkan di Papua masih banyak pemerintah daerah yang diambialih oleh orang pendatang [bukan OAP]. Penerimaan PNS yang tertera dalam UU Otsus 80:20, namun hampir mencapai 50:50.

Dengan kegagalan Otsus yang sudah nyata dan terlihat, pemerintah masih mau memaksa untuk dilanjutkan. Pertanyaannya, ada apa? Mengapa? Pertanyaan-pertanyaan ini muncul dibenak rakyat Papua.

Papua Merdeka

Rakyat Papua sudah tidak percaya dengan Indonesia. Indonesia menipu rakyat Papua. Otsus yang menjadi tawaran politik tertinggi tidak menjamin kepastian hidup bagi rakyat Papua dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia [NKRI]. Di era otsus kasus demi kasus terjadi di Papua. Banyak manusia Papua menjadi korban. Korban karena militerisme, kapitalisme, ekonomi, pembangunan, pendidikan dan lain sebagainya.

Rakyat Papua menjadi korban segala-galanua. Otsus hanyalah gula-gula politik. Otsus bukan Otonomi Khusus, tetapi telah menjadi Otonomi Kasus. Otsus yang berindikasi membangun Papua ternyata untuk membunuh Papua. Otsus kedengarannya menyenangkan [membahagiakan], namun terbukti menindas dan menyitkan.

Diakhir era Otsus rakyat Papua menyerukan “tolak Otus”, dan minta referendum dan memberikan kemerdekaan. Rakyat Papua lebih memilih memilih merdeka daripada Otsus. Di mana mau atau tidak, suka atau tidak suka, ketika Otsus dilajutkan Papua akan menyeruka. Papua Merdeka. Otsus Dilanjutkan berarti otomatis Papua akan merdeka.  (wagadei)

Komentar