Penembakan Intan Jaya, Sebby Sambom Dikucilkan karena Hanya Bisa Main Klaim

Jurnalpatrolinews – Jayapura : Sebby Sambom Juru Bicara kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) dianggap telah gagal dan tidak bisa menjalankan tugasnya dalam setiap perjuangan bangsa Papua. (7/11)

Banyak pendapat dikemukakan sebab Sebby hanya bisa mendeklarasikan jabatannya sebagai jubir, tapi tidak memiliki kemampuan yang mumpuni dalam membawa pengaruh besar bagi perjuangan yang masih terus dilancarkan.

Sebby dianggap sebagai orang yang haus akan kedudukan, dan tidak akan peduli terhadap pelik yang terjadi. Terlebih buah pikirnya tentang pembenaran jika harus mengorbankan seorang teman telah menjadi kontroversi dikalangan tokoh perjuangan.

Hal ini diungkap oleh Buchtar Tabuni sebagai salah satu tokoh yang berpengaruh di Papua, lewat organisasinya ULMWP.

“Sebby bukanlah sosok pejuang yanh sejati. Apa yang Papua dapatkan saat ini semua tidak ada campur tangan dan keringatnya. Dia pintar membentuk opini, dan itu adalah otak licik yang dimiliki untuk mengangkat kedudukannya,” ujar Buchtar.

Wakil Ketua ULMWP tersebut juga mengatakan kalau Sebby tak ubahnya seperti anak kecil yang sedang asik bermain tanpa kenal waktu ataupun risiko.

“Saya yakin dia tidak paham situasi. Tentang kondisi kelompoknya di hutan saja misalnya, saya kira dia tidak tahu bahkan tidak mau tahun tentang apa yang sedang terjadi sekarang,” tambahnya.

Kemarahan Buchtar pun diketahui  memuncak ketika klaim demi klaim dilakukan oleh Sebby. Ia mengatakan bahwa Sebby sedang mencoba untuk mengangkat namanya atas peristiwa tewasnya TNI di Kabupaten Intan Jaya pada 6 November kemarin.

“Siapa yg berjuang disana, dan siapa yang harus berkorban nyawa, maka merekalah pejuang sejati. Bukan hanya duduk di kursi nyaman, kemudian ketika ada peristiwa baru buang suara seolah dia adalah aktor pentingnya. Licik, picik, dia adalah pengkhianat bangsa Papua,”

Menyoal pengkhianat, Buchtar juga menilai bahwa Sebby tidak lagi memiliki pemikiran yang jernih terkait perjalanan dari perjuangan bangsa Papua. Hal ini disampaikan Buchtar dengan mengandai bahwa kebiasaannya (Sebby Sambom) melakukan klaim atas penembakan terhadap TNI cukup kontradiktif dengan peristiwa jika orang sipil yang menjadi korban.

“Kasusnya, ketika sipil yang jadi korban penembakan, apa yg bisa dia kerjakan, bahkan untuk membela pun dia tidak punya kemampuan itu. Dia tidak lagi punya hati atau mencoba berempati, padahal perjuangan saat ini untuk membela orang Papua,” ujar Buchtar saat menyampaikan beberapa kasus penembakan warga sipil yang dilakukan oleh kelompok TPNPB.

Komentar