Perburuan Pahlawan Digital UMKM, Teten dan Putri Tanjung Luncurkan Program, Cari UMKM Terbaik

JurnalPatroliNews – Jakarta, Jelang peringatan hari kemerdekaan, Kementerian Koperasi UKM dan Putri Tanjung memulai “Perburuan” dalam ajang Pahlawan Digital UMKM. Pahlawan Digital UMKM adalah sebuah program yang hadir untuk memberi apresiasi kepada para inovator digital UMKM dan menjaring banyak innovator muda lain yang sudah memulai inovasi untuk membantu UMKM. Program ini direncanakan akan berlangsung mulai 15 Agustus 2020, sampai puncaknya pada 28 Oktober 2020.

Salah satu target pencapaian dari program ini untuk mengumpulkan 10 pemenang terbaik yang akan menjadi mitra Kementerian Koperasi & UMKM untuk melaksanakan digitalisasi UMKM.

Dalam talkshow bertajuk “Inovasi untuk UMKM Go Digital”, Putri dan Teten juga memberikan apresiasi kepada para inovator digital UMKM dan menjaring innovator baru lainnya.

Selain Teten dan Putri, CEO Titipku Henri Suhardja, CEO Wahyoo Peter Shearer, dan Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi juga turut hadir sebagai pembicara.

Teten mengatakan, digitalisasi UMKM saat ini penting dilakukan untuk membuka akses pasar yang lebih luas. Selain itu, dengan digitalisasi, akses UMKM terhadap Lembaga pembiayaan juga akan lebih mudah. Teten juga mengapresiasi ide Putri yang menggagas digelarnya Pahlawan Digital UMKM ini.

Menurutnya, dari kaum muda seperti Putri kerap muncul ide-ide yang luar biasa. Inovator-inovator ini juga dibutuhkan untuk membantu UMKM yang masih kecil agar dapat berkembang secara kolektif melalui inovasi digital. Teten menyebut beberapa aplikasi digital macam Wahyoo, Titipku, dan Jahitin yang telah banyak membantu pelaku UMKM.

Bagi Teten, program ini sangat penting bagi pelaku UMKM. Saat ini, ungkap Teten, baru 13 persen atau 8 juta dari 64 juta pelaku UMKM yang sudah go digital. Ia menyadari tak semua pelaku UMKM itu bisa masuk ke market place atau ekosistem digital, karena kemampuan maupun kapasitas usahanya yang masih kecil. Demikian pula dengan ketersediaan sumber daya manusia (SDM).

“Karenanya, kita membutuhkan inovator-inovator muda yang bisa membantu UMKM dapat berjualan langsung di market place digital,” tegas Teten.

CEO Tititpku Henri Suhardja dan CEO Wahyoo juga bercerita bagaimana tantangan membantu para pedagang UMKM untuk beradaptasi dengan teknologi. Mulai dari meyakinkan, sampai mendampingi para pelaku UMKM.

Karena problemnya tidak hanya mengajak mereka bergabung, tapi juga membantu para pelaku UMKM bisa memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan penjualan.

“Tantangannya waktu kita datang, pedagang pasar belum tentu percaya sama kita. Baru ketika si pemilik kios atau UMKM itu sudah ngerasain kok ramai ya, ternyata ada manfaatnya ya, akhirnya mereka punya keinginan sendiri untuk belajar. Intinya kita tidak bisa memaksakan ke UMKM itu harus pakai aplikasi, harus mengerti ini, itu sangat susah. Karena mereka sudah berusia cukup lanjut dan tidak punya smartphone,” ujar Henri.

Sementara Putri menyoroti pentingnya peran inovator-inovator muda dalam memberdayakan UMKM di masa pandemi. Kemunculan Wahyoo dan Titipku, kata dia, telah berhasil membantu belasan ribu pelaku UMKM go digital. Wahyoo mengangkat derajat warung Tegal (warteg) ‘naik kelas’. Sementara Titipku membantu ribuan ibuibu pedagang pasar jadi melek teknologi.

Saat ini saja sudah sekitar 13.500 Warteg dan warung makan yang berhasil dirangkul oleh Wahyoo, sementara Titipku sudah berhasil membantu lebih dari 100 ribu UMKM untuk Go Digital.

“Pasti banyak inovator-inovator muda di luar sana yang sangat luar biasa. Mereka punya ide cemerlang untuk membantu UMKM. Kenapa kita tidak mencari lebih banyak lagi inovator-inovator muda untuk membantu lebih banyak lagi UMKM,” kata Putri.

Informasi dan persyaratan dapat dilihat di BIT.LY/PAHLAWANDIGITALUMKM

(lk/*)