Peringati 75 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II, Jepang Janji Tidak Ulangi ‘Tragedi Perang’

JurnalPatroliNews – Perdana menteri Jepang Shinzo Abe berjanji untuk “tidak pernah mengulangi tragedi perang” pada peringatan 75 tahun negaranya menyerah dalam kepada Sekutu, yang sekaligus menandai berakhirnya Perang Dunia II.

“Kami akan terus berkomitmen pada janji yang tegas ini,” kata Shinzo Abe pada hari Sabtu.

Dia turut dalam peringatan itu dengan mengirimkan persembahan ke kuil perang yang kontroversial di Tokyo, tetapi tidak hadir secara langsung.

Sementara, empat menteri Jepang mengunjungi Kuil Yasukuni, sebuah tindakan yang kemungkinan besar akan membuat marah China dan Korea Selatan.

Ini adalah pertama kalinya dalam empat tahun terakhir politisi senior menghadiri kuil tersebut, yang memberi penghormatan kepada sejumlah tokoh senior yang dihukum karena kejahatan perang, serta korban perang negara itu.

“Saya memberikan penghormatan … kepada jiwa orang-orang yang mengorbankan diri mereka selama perang,” ujar Menteri Pendidikan Koichi Hagiuda kepada wartawan.

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in tidak menyebutkan kunjungan tersebut dalam sambutan yang dibuat pada hari Sabtu. Presiden Moon malah menggunakan kesempatan itu – yang dikenal sebagai Hari Pembebasan di Korea Selatan – untuk mengatakan bahwa pemerintahnya siap duduk untuk pembicaraan tatap muka mengenai perselisihan sejarah kapan saja.

Seoul dan Tokyo terpecah atas tuntutan kompensasi bagi warga Korea yang dipaksa bekerja di bawah pendudukan Jepang, yang dimulai pada tahun 1910 dan berakhir pada tahun 1945.

Kuil Yasukuni Tokyo adalah rumah bagi jiwa dari 2,5 juta orang Jepang yang tewas akibat perang.

Pagi ini, meski panas 36C dan Covid-19, ribuan orang antri untuk menunjukkan penghormatannya.

Tapi Kuil Yasukuni juga sebagai peringatan kepada 14 pemimpin masa perang Jepang, yang kemudian dihukum sebagai penjahat perang kelas A.

Setiap kunjungan ke kuil oleh politisi senior Jepang dianggap sangat ofensif di Korea dan China.

Oleh karena itu, kaisar Jepang tidak pernah mengunjungi kuil tersebut, dan peringatan resmi hari ini diadakan di tempat lain.

Tapi empat anggota senior kabinet Perdana Menteri Shinzo Abe memang pergi ke Yasukuni pagi ini, dan Abe sendiri mengirimkan persembahan ritual.

Itu akan memperkuat pandangan di Beijing dan Seoul bahwa 75 tahun setelah perang berakhir, elit penguasa Jepang masih kurang tulus dalam penyesalannya atas agresi masa perang negara ini.

Jepang memasuki Perang Dunia Kedua pada bulan September 1940. Tak lama, AS masuk ke dalam perang pada akhir tahun 1941, setelah Jepang menyerang pangkalan angkatan lautnya di Pearl Harbor di Hawaii.

Pada akhir perang, lebih dari 100.000 orang Amerika dan 71.000 tentara Inggris dan Persemakmuran, termasuk lebih dari 12.000 tawanan perang, telah tewas di Pasifik. Jutaan lainnya tewas selama pendudukan Jepang di China dan Korea Selatan.

Kemenangan Sekutu di Eropa pada 8 Mei 195 menyusul kekalahan Jerman, namun perang terus berkecamuk di Asia-Pasifik selama beberapa bulan mendatang.

Menyusul berakhirnya pertempuran di Eropa, Sekutu memerintahkan Jepang untuk menyerah pada 26 Juli 1945, tetapi Jepang tak kunjung melakukannya.

Perang diakhiri tak lama setelah AS menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada 6 dan 9 Agustus 1945.

Pada tanggal 15 Agustus, Kaisar Jepang Hirohito terdengar di radio untuk pertama kalinya dan mengumumkan diakhirinya pertempuran. Penyerahan diri Jepang secara resmi ditandatangani pada 2 September di tahun yang sama. (BBC Indonesia)