Persediaan Batu Bara Menipis, REE Akan Laris Manis

JurnalPatroliNews – Jakarta, – Komoditas batu bara di Negara Indonesia sangatlah melimpah, ironisnya kini malah diambang kepunahan.

Negara-negara di dunia, termasuk RI, sedang berupaya melakukan Transisi Energi dengan beralih dari Pembangkit Fosil ke pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT). Itu berarti ke depannya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara pun akan ditinggalkan.

Rizal Kasli, Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi), menyebut, meski akan terjadi gelombang pengangguran dari sektor batu bara, namun akan terjadi penyerapan tenaga kerja di industri tambang lainnya.

“Penyerapan tenaga kerja di industri pertambangan di Indonesia akan tetap terjadi, mengingat negara kita memiliki sumber daya alam yang melimpah, bukan hanya batu bara,” jelasnya, Selasa (23/11).

Ke depannya juga akan terjadi potensi penambangan mineral tanah jarang atau rare-earth element (REE) yang saat ini belum dilakukan eksplorasi secara massif.

“Dari data indikasi oleh Badan Geologi Kementerian ESDM, keberadaan REE terdapat di beberapa daerah di Indonesia. Kandungan deposit REE ini cukup menjanjikan untuk dikelola ke depannya,” lanjutnya.

“Mengingat deposit batu bara di Indonesia masih sangat melimpah, terutama untuk jenis batu bara kalori rendah,” tambahnya.

Batu bara kalori rendah dinilai memang cocok untuk program hilirisasi batu bara seperti gasifikasi, liquefaction (pencairan) maupun material maju lainnya.

“Tentunya skala pertambangannya tidak akan sebesar dan semasif skala pertambangan batu bara saat ini,” tandasnya.

Komentar