PR Newswire Rilis Laporan Komunikasi Perusahaan Asia-Pasifik

JurnalPatroliNews-Hongkong,– PR Newswire, vendor distribusi berita serta perangkat lunak dan layanan earned media yang terkemuka di dunia, meluncurkan “Laporan Komunikasi Perusahaan Asia-Pasifik 2020” (2020 Asia-Pacific Corporate Communications Report) pada Selasa (/7/7/2020).

Dengan menyurvei 948 praktisi hubungan masyarakat dan komunikasi, laporan ini ingin menjadi barometer bagi sektor komunikasi di Asia Pasifik. Laporan tersebut mencakup tren dan tantangan dalam strategi distribusi rilis berita, konten berita perusahaan, dan anggaran media. Sejumlah temuan yang diperoleh terdiri atas pilihan saluran komunikasi, alokasi anggaran media, dan produksi konten. Dengan demikian, laporan ini menyajikan wawasan berguna untuk membuat perencanaan komunikasi di Asia Pasifik.

Dengan beragam bahasa, budaya, dan pola konsumsi media, praktik dan preferensi industri di Asia Pasifik juga berbeda-beda. Untuk itu, laporan tersebut mengkaji pandangan praktisi lintas-sektor di 10 pasar utama—Australia, Tiongkok Daratan, Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Para praktisi industri dari tujuh mitra PR Newswire[1] turut memberikan masukan.

“Kami memahami tantangan yang dihadapi perusahaan ketika menyesuaikan kampanye komunikasi dalam lingkungan media yang beraneka ragam. Kami berharap, informasi yang tercantum dalam laporan ini bermanfaat bagi klien sehingga mereka bisa membagikan kisah-kisahnya dengan lebih baik di tengah negara, budaya, dan bahasa yang berbeda-beda,” kata Royce Shih, Asia-Pacific Vice President, Sales and Marketing, PR Newswire.

Menurut temuan penting dalam laporan ini, hampir enam dari 10 perusahaan di Asia-Pasifik mengutamakan peningkatan pengaruh merek ketimbang kenaikan penjualan dan konversi pelanggan dalam kampanye komunikasi. Demi menambah brand awareness, 70% perusahaan menjadikan situs berita internet sebagai saluran komunikasi terpenting. Prioritas terhadap situs berita internet bahkan melampaui beberapa platform lain seperti situs web perusahaan, media cetak, dan media sosial.

Beberapa temuan penting lainnya dalam laporan tersebut:

  • Tiga tantangan komunikasi terbesar ialah produksi konten (55%), pengukuran dampak komunikasi (54%), dan keterbatasan anggaran (51%).
  • Upaya untuk menjaga kepercayaan dan interaksi audiens paling bervariasi di Asia Pasifik. Sebanyak 69% perusahaan di Vietnam menilai hal tersebut sebagai tantangan, sementara, 28% perusahaan di Korea Selatan menganggapnya sebagai hal yang sulit dilakukan.
  • Tahun ini, 37% perusahaan ingin menambah anggaran earned media. Perusahaan besar dengan jumlah karyawan di atas 1.000 orang lebih berniat untuk melakukannya ketimbang perusahaan yang lebih kecil.
  • Saluran distribusi yang disukai untuk berita perusahaan: situs berita internet (70%), media sosial (60%), situs web resmi milik perusahaan (58%), dan media cetak (56%).
  • Topik paling umum dalam rilis berita perusahaan: acara (63%), produk/layanan baru (61%), perspektif industri (39%), dan pengumuman tentang penghargaan yang diraih perusahaan (38%).

Demi menyajikan pendekatan holistis terhadap komunikasi, laporan ini juga memuat preferensi jurnalis tentang konten rilis berita. Bagian tersebut diambil dari dari laporan “Survei Media Asia Pasifik” (APAC Media Surveys) yang sempat dirilis PR Newswire, serta dilengkapi sejumlah topik yang menjadi prioritas praktisi komunikasi. Kalangan perusahaan perlu menyelaraskan topik-topik berita perusahaan dengan kebutuhan wartawan, yakni peristiwa yang berbobot berita dan sudut pengisahan (story angle) yang menarik. Dengan demikian, perusahaan dapat mempererat hubungannya dengan media, serta memaksimalkan efektivitas dari kampanye komunikasi. (***/rds)

Komentar