Prabowo Minta Buruh Tidak Emosional Sikapi UU Cipta Kerja

JurnalPatroliNews – Jakarta, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto mengemukakan, Undang-undang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja) yang masuk dalam program omnibus law bertujuan untuk kebaikan bangsa. UU tersebut lahir untuk penyederhanaan perizinan investasi, koperasi, kemudahan berusaha, dan penyederhanaan birokrasi. Krisis yang terjadi akibat pandemi Covid-19, membutuhkan langkah cepat untuk memulihkan perekonomian.

“Para pemimpin buruh punya kewajiban untuk bela kepentingan buruh. Kita sadari sekarang, negara dalam keadaan susah. Sekarang ini, pandemi Covid-19 sangat berbahaya karena mengguncang ekonomi dunia. Pemutusan hubungan kerja (PHK) itu dimana-mana di seluruh dunia. Jadi saya paham, buruh merasa paling terkena, dan mereka korban dari ini semua,” kata Prabowo dalam wawancara khusus dengan DPP Partai Gerindra yang dibagikan ke media, Selasa (13/10/2020).

Prabowo menjelaskan, pemerintah punya niat baik dalam memperjuangkan UU Cipta Kerja. Pemerintah ingin berbagai hambatan dan persoalan yang ada selama ini dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi bisa dihapus. Setelah pandemi Covid-19 berlalu, diharapkan berbagai persoalan tersebut tidak boleh ada lagi agar ekonomi Indonesia bisa segera bangkit.

“Niat pimpinan, niat presiden dan pemerintah justru ingin segera atasi berbagai hambatan ini. Untuk atasi itu, dicarilah semua upaya dan kiat untuk mengurangi hambatan-hambatan yang bisa membuat lambat kebangkitan ekonomi,” tegasnya.

Menurut Prabowo, tidak mungkin semua permintaan buruh dipenuhi karena juga ada pihak lain yang harus dipikirkan seperti pengusaha atau masyarakat lain yang bukan buruh. Jika tuntutan sudah terpenuhi hingga 80 persen, itu sudah sebuah perjuangan yang luar biasa. Tinggal diperjuangkan lagi sisanya di kemudian hari atau melalui uji materi UU Cipta Kerja di Mahkamah Konstitusi (MK).

“Bisa dikatakan dari permintaan tuntutan buruh sudah diakomodasi 80 persen. Kita tidak bisa 100 persen. Namanya politik, kita harus paham ada kebutuhan investasi,” ujarnya.

Prabowo menyebutkan, sekarang ini dalam dunia global, gampang sekali pengusaha untuk pindah pabrik dari Indonesia ke negara lain. Pengusaha tidak akan rugi jika dibakar oleh massa karena sudah masuk asuransi. Namun risikonya, perusahaan tersebut akan pindah lokasi pabrik ke negara yang lebih aman. Hal itu akan merugikan Indonesia sendiri karena banyak tenaga kerja yang tidak ada pekerjaan akibat pabriknya pindah ke negara lain.

“Jadi dunia semakin kecil. Modal ini cepat pindah. Ini yang harus disadari kawan-kawan buruh. Jangan emosional, jangan cepat marah, jangan mudah membikin aksi massa sehingga munculnya vandalisme. Kalau nanti yang dibakar sarana umum, itu kan dibangun uang rakyat untuk kepentingan rakyat,” tutup Prabowo.

(bs)

Komentar