Presiden Meminta Kominfo untuk Mempercepat Transformasi Digital

Jurnalpatrolinews – Jakarta : Teknologi informasi akan mengubah aktivitas manusia dari metode konvensional menjadi online, kata Presiden Joko Widodo.

“Kerja offline, berbelanja, dan belajar yang membutuhkan kehadiran fisik akan menjadi online,” katanya dalam sebuah pertemuan terbatas pada perencanaan transformasi digital di Istana Merdeka di Jakarta pada Senin, 3 Agustus.

“Perubahan ini perlu antisipasi, persiapan, dan rencana.”

Kementerian Komunikasi dan Informatika harus mengambil beberapa langkah untuk menyediakan layanan telekomunikasi berkualitas di seluruh negeri sehingga setiap warga negara akan memiliki akses ke internet, katanya.

Selanjutnya, Presiden memberikan lima instruksi kepada Kominfo. Pertama, kementerian harus melakukan perluasan cakupan digital dan pengembangan infrastruktur di semua wilayah. “Kementerian harus mempercepat penyediaan layanan internet di 12.500 desa, kelurahan, dan ruang publik,” kata Presiden Jokowi.

Kedua, penting untuk secara serius mempersiapkan peta jalan transformasi digital di berbagai sektor strategis, misalnya layanan publik, bantuan sosial, pendidikan, kesehatan, perdagangan, industri, dan penyiaran.

“Jangan biarkan infrastruktur digital kami memiliki utilitas yang rendah,” katanya.

Ketiga, integrasi Pusat Data Nasional harus dipercepat seperti dibahas sebelumnya.

Keempat, Presiden diminta menyiapkan talenta digital. “Ini sangat penting dalam melakukan transformasi digital. Negara kita membutuhkan sekitar sembilan juta talenta dalam 15 tahun ke depan. Ini persiapan yang perlu, ”katanya.

Kelima, Presiden Joko Widodo menginstruksikan untuk mempercepat persiapan peraturan transformasi digital dan skema pendanaan yang diperlukan.

Dalam pertemuan tersebut, ia juga mempresentasikan peringkat IMD World Digital Competitiveness 2019 yang menempatkan Indonesia di posisi ke-56 dari 63 negara.

“Kami duduk di meja bawah. Posisi kami lebih rendah dari beberapa negara ASEAN, misalnya Thailand di peringkat ke-40, Malaysia di peringkat ke-26, dan Singapura di peringkat ke-2, ”pungkasnya. 

Komentar