Puan Sindir-Sindir Pemimpin Main Medsos, Gibran Beda Sikap, Ganjar Langsung Girang!

JurnalPatroliNews, Jakarta – Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming berani bersikap berbeda dengan Puan Maharani soal pemimpin main media sosial (medsos).

Putra Presiden Jokowi itu malah menyarankan pemimpin harus aktif main medsos. Pernyataan Gibran ini, tentunya bikin senang Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang sempat jadi bulan-bulanan sejumlah kader banteng.

Sepekan kemarin, Ganjar bertubi-tubi mendapat serangan dari rekan separtainya sendiri. Selain tidak diundang di acara PDIP yang dihadiri Ketua DPP PDIP Puan Maharani, sejumlah ‘peluru’ panas langsung diarahkan ke Ganjar. Bahkan di acara tersebut, Puan dengan lantang menyindir pemimpin yang cuma aktif di medsos.

“Pemimpin itu ke depan adalah pemimpin yang ada di lapangan bukan di sosmed. Pemimpin yang memang dilihat teman-temannya, orang-orang yang mendukungnya. Ada di lapangan, bukan hanya di media,” kata Puan di acara yang digelar di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (22/5).

Meskipun tidak menyebut nama, banyak yang menilai, kritikan Puan itu memang diarahkan pada Ganjar. Bahkan, Ketua Badan Pemenang Pemilu (Bappilu) PDIP, Bambang Wuriyanto dengan tegas menyebut Ganjar sengaja memanfaatkan medsos demi ambisi politiknya menjadi capres di 2024.

Sebenarnya, Ganjar sudah menjawab soal kritikan Puan tersebut. Eks Wakil Ketua Komisi II DPR ini mengaku, kenal dan aktif di medsos bukan baru-baru saja. “Saya sudah bermedsos sejak di DPR kok,” jawab Ganjar.

Di tengah panasnya internal Banteng itu, Gibran yang juga kader PDIP itu membuat peryataan yang berbeda dengan Puan. Mantan Bos Markobar ini menganggap, bermain medsos itu banyak manfaatnya di tengah situasi yang sudah serba online.

“Ya di lapangan penting, sosmed ya penting. Dua-duanya harus seimbang,” cetus Gibran, kemarin.

Salah satu hal positif yang dapat diambil dari medsos adalah menampung keluhan masyarakat. Ayah Jan Ethes ini mengatakan, dari pemantauannya di medsos, akhirnya pemerintah bisa mengetahui kebijakan mana yang harus dievaluasi. Sehingga, pada akhirnya medsos bisa digunakan untuk pelayanan publik.

Untuk menampung keluhan warga, Gibran memang membuka layanan melalui medsos. Admin sosmed yang nanti menampung keluhan warga dan akan meneruskannya ke dinas terkait.

“Tim admin kalau buka sosial media itu pasti yang diutamakan keluhan warga. Banjir, drainase mampet, aspal berlubang, itu yang penting. Kalau haters, haters atau pesan-pesan yang bernada negatif nggak kita tanggapi lah,” akunya.

Apa tanggapan PDIP? Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto tidak ingin menafsirkan pernyataan Gibran. Ia lebih memilih berbicara tugas pemimpin dalam membangun rasa percaya diri rakyat untuk membawa kemajuan melalui energi positif yang dibawa seorang pemimpin.

Diakui Hasto, saat ini medsos memang penting. Namun medsos harus menjadi sarana komunikasi politik yang mencerdaskan, dan membangun optimisme. Bukan malah untuk permainan politik kekuasaan.

“Medos harus menggelorakan rasa cinta terhadap bangsa, mendorong daya kreativitas generasi muda dalam daya cipta yang membangun kemajuan peradaban,” terangnya, saat dikonfirmasi, tadi malam.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menilai, pernyataan Gibran itu merupakan dukungan pada Ganjar. Kata dia, ‘perang dingin’ yang terjadi antara Ganjar dengan Puan, akan menjadi eskalasi pendukung keduanya.

“Statemen Gibran sebenarnya normatif, hanya saja karena didahului pernyataan Puan, ini akan menjadi polemik baru,” kata Dedi.

Menurutnya, terlalu naif melihat konflik ini sebagai realitas. Melainkan lebih kental nuansa politis, setidaknya untuk dua hal. Pertama, konflik diperlukan untuk melegitimasi jika Ganjar di kemudian hari pindah parpol. Publik akan menilai kepindahan Ganjar sebagai korban politik, padahal bisa saja sudah terencana.

Kedua, Puan sebagai tokoh dianggap menjegal Ganjar ikut mendapat pulung, setidaknya popularitas putri Megawati itu ikut terkerek karena konflik.

Namun, Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari punya pandangan berbeda soal ini. Dia justru melihat pernyataan Gibran tidak bertentangan dengan Puan. Keduanya malah saling melengkapi, bahasa lainnya, Gibran sedang mengaminkan pernyataan Ketua DPR RI itu. Artinya pemimpin bukan hanya sibuk di medsos, tetapi juga harus kuat di lapangan.

“Pernyataan Mas Gibran itu justru sama persis dengan Mbak Puan, cuma beda redaksi saja. Kalo Mbak Puan mengatakan, pemimpin jangan bermedsos saja. Itu kalo kalimatnya diteruskan berarti harus kuat di lapangan juga. Sementara Mas Gibran mengatakan di lapangan penting, di medsos juga penting,” pungkasnya.

(wte)

Komentar