RI Butuh Alutsista Baru, Prabowo Keliling Cari Jet Tempur-Kapal Selam, Ini yang Deal?

JurnalPatroliNews – Jakarta,– Posisi Indonesia saat ini banyak dilirik oleh para produsen alat utama sistem persenjataan (alutsusita) karena sedang membutuhkan alutsista baru. Sehingga tak heran dalam setahun terakhir setidaknya banyak kabar berseliweran soal berbagai alutsista yang akan diborong Indonesia.

Menhan Prabowo Subianto memang keliling ke berbagai negera dan rajin melobi beberapa negara seperti Prancis, Austria, dan Rusia agar mendapatkan alutsista seperti jet tempur sampai kapal selam. Dengan Prancis, Prabowo menyatakan ketertarikannya untuk memboyong Jet Tempur Rafale.

Dengan Rusia, Prabowo berencana untuk membeli Sukhoi Su-35 dan dengan Austria, menteri dari Partai Gerindra ini bernegosiasi untuk membeli Eurofighter Typhoon bekas Angkatan Udara Wina. F-15 dan F-18 diproduksi oleh perusahaan kedirgantaraan terkemuka AS, McDonnell Douglas dan Boeing.

Namun, dari informasi terkini, AS yang sudah terang-terangan memberikan persetujuan akan memberikan alutsista kepada Indonesia. Tapi ini masih sebatas persetujuan, karena setelah ada proses negosiasi hingga pendanaan.

Kemenhan memang mengakui pemerintah menganggarkan US$ 9 miliar hingga US$ 11 miliar untuk persenjataan baru dan peralatan militer untuk 20 tahun ke depan. Pinjaman lunak ditawarkan sejumlah negara seperti Prancis, Turki, China dan Rusia. Indonesia berambisi punya 170 jet tempur, dari saat ini kurang dari 60 unit.

Berikut daftar alutsista yang sempat dikabarkan akan dibeli oleh Indonesia selama setahun terakhir.

Amerika Serikat (AS) setuju menjual jet tempur F-15 dan F-18 ke Indonesia. Ini dilakukan setelah berbulan-bulan pertemuan antara pejabat tinggi pertahanan dari kedua negara dilakukan.
Nikkei Asia, mengutip pejabat Kementerian Pertahanan (Kemhan), mengabarkan sinyal kuat diberikan Plt Menteri Pertahanan Christopher Miller saat mengunjungi Jakarta pekan ini. Sebelumnya petinggi Pentagon itu datang dengan agenda kebebasan navigasi di Laut China Selatan (LCS), merujuk ketegangan Paman Sam dengan China.

“Indonesia telah mendorong AS menjual jet tempur F-15, F-18 dan F-35, tapi yang disepakati hanya dua model karena yang ketiga pengirimannya memakan waktu 10 tahun,” tulis media tersebut mengutip Direktur Jenderal Strategi Pertahanan di Kementerian Pertahanan Indonesia, Rodon Pedrason, Kamis (10/12/2020).

Sementara itu di kesempatan yang sama Pedrason mengatakan Kemhan di bawah Prabowo berencana mengadakan 100 jet tempur unggul. Ini guna menambah armada Indonesia yang saat ini hanya berjumlah kurang dari 60.

“Kami akan memiliki sekitar 170 jet tempur di akhir itu. Luar biasa,” katanya.

Namun, ini masih sebatas persetujuan, dan akan sangat tergantung pemerintahan baru AS di bawah Presiden Joe Biden.

Bukan Korea, Tapi Kapal Selam Perancis

Indonesia sedang melanjutkan negosiasi pemesanan kapal selam dengan pihak barat. Kapal selam Indonesia memang sudah bertambah 3 unit dari Korsel sehingga total 5 kapal selam, tapi masih jauh dari kebutuhan minimum yaitu 12 kapal selam. Kabar ini di tengah soal rencana penambahan 3 kapal selam lagi dari Korsel yang belum ada kejelasan.
Belum lama ini beredar kabar soal pejabat Kementerian Pertahanan (Kemenhan) di bawah Menhan Prabowo Subianto sedang serius diskusi dengan konsorsium perusahaan galangan kapal asal Perancis Naval Group, untuk menjajaki pemesanan kapal selam kelas Riachuelo, yang merupakan modifikasi dari kelas Scorpene. Hal ini terungkap dalam laporan terbaru media Janes, yang berjudul Indonesia in talks with Naval Group for variant of Riachuelo-class submarine

Janes dalam laporannya mengungkapkan bahwa diskusi kedua pihak ternyata adalah kelanjutan dari serangkaian pembicaraan sebelumnya antara Indonesia dan Naval Group sejak 2016. Saat itu, Indonesia memang sudah tertarik dengan kapal selam kelas Scorpene 1000.

Kapal selam Kelas Riachuelo merupakan kapal selam berbobot 1.800 ton, empat kapal selam dipesan untuk Angkatan Laut Brasil pada 2009. Kapal pertama diluncurkan oleh Naval Group pada Desember 2018, sementara kapal terakhir dijadwalkan pada 2022.

Kapal selam ini memiliki panjang keseluruhan 75 m, lebar 6,2 m, dan dapat menampung 31 awak. Kapal selam ini punya torpedo kelas berat F21 dan rudal MBDA Exocet SM39 Block 2 Mod 2 melalui tabung 533 mm, dan mampu menyelam hingga 350 m.

Bandingkan dengan terbaru Indonesia dari Korsel, atau Kelas ChangBogo yang punya spesifikasi diesel-listrik memiliki panjang hanya 61,2 meter (201 kaki) dengan lebar 6,25 meter (20,5 kaki) dan draft lambung 5,5 meter (18 kaki).

Memiliki kecepatan puncak 21,5 knot (39,8 km / jam) saat terendam dan 11 knot (20 km / jam) ke permukaan. Bobot total kapal selam tersebut sebesar 1.460 ton saat muncul di permukaan dan 1.596 ton ketika menyelam di bawah permukaan. Kemampuan menyelam 310 meter.

Jet Tempur Perancis Rafale Menyodok

Saat rencana pengadaan jet tempur Rusia Sukhoi Su-35 masih berjalan alot, Indonesia tiba-tiba dikabarkan tinggal selangkah lagi mencapai kesepakatan soal pembelian 48 jet Rafale, Prancis.
Negosiasi pembelian disebut berjalan amat baik, sebagaimana dikutip Defense World.net mengutip media Prancis, La Tribune.

Sumber media itu menyebut, dalam kunjungannya 21 Oktober lalu, Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto menegaskan ketertarikan pada pesawat tempur Dassault Aviation itu.

“Dan Indonesia ingin pergi dengan sangat cepat dan bahkan menginginkan kesepakatan sebelum akhir tahun, sementara negosiator Prancis ingin meluangkan sedikit waktu untuk menyelesaikan kesepakatan dengan cara yang cermat,” kata sumber tersebut dikutip Jumat (4/12/2020).

Dialog strategis pun sudah dimulai. Kedua negara dipastikan akan segera menandatangani perjanjian kerja sama di bidang pertahanan.

Sejumlah tawaran datang ke RI terkait pembelian jet tempur. Mulai dari F-16 AS hingga F-25 Sukhoi.

Nasib Sukhoi Su-35 Menggantung

Seolah nasib pembelian jet tempur Sukhoi Su-35 kini jadi menggantung setelah kabar rumor pembelian Rafale hingga F-15 dan F-18 asal AS. Padahal empat bulan lalu, soal pembelian Sukhoi Su-35 sempat dipastikan masih berlangsung.
Duta Besar Rusia, Mohamad Wahid Supriyadi sempat memastikan Indonesia masih berkomitmen terkait kesepakatan kontrak pembelian 11 unit pesawat tempur Sukhoi Su-35 dari Rusia pada akhir Juli 2020 lalu. Nilai kontrak yang sudah diteken Kementerian Pertahanan pada 2018 ini mencapai Rp 1,14 miliar.

“Status kesepakatan masih berlangsung,” kata Mohamad Wahid Supriyadi, dalam pernyataannya, dikutip rekan media, Minggu (26/7)

Supriyadi mengatakan, bahwa sebagai negara merdeka, Indonesia memiliki hak untuk membeli peralatan pertahanan dari siapa pun di tengah kecaman dari Amerika Serikat.

“Kami memahami ada kekhawatiran dari negara tertentu, tetapi kami adalah negara merdeka. Kami memiliki peralatan militer yang dibeli dari banyak negara. Kami bisa mendapatkannya dari AS, dari Eropa, tetapi juga dari Rusia. Terserah kepada kami untuk memutuskan, ” ujarnya lagi.

Menurut kesepakatan, dari perjanjian senilai lebih dari Rp 14 triliun tersebut, Rusia akan mengirimkan 11 pesawat Su-35 ke Indonesia.

Tidak hanya itu, Kementerian Pertahanan Indonesia saat ini sedang mempertimbangkan kemungkinan pembelian tambahan helikopter militer Mi-17 buatan Rusia.

Apa Kabar Eurofighter Typoon?

Home News Berita
Prabowo Keliling Cari Jet Tempur-Kapal Selam, Ini yang Deal?
Ferry Sandi , CNBC Indonesia
NEWS 14 December 2020 10:53

Foto: Eurofighter Typhoon. Ist
Menhan Prabowo cukup serius mengupayakan pengadaan jet tempur Eurofighter Typhoon dengan sempat menemui menhan Austria. Namun, sejak jauh-jauh hari pembelian jet tempur bekas ini menui kontroversial, selain kondisinya bekas juga persoalan internal di Austria yang dianggap rumit.
Kementerian Pertahanan Republik Austria sempat menyampaikan informasi terkini perihal rencana Pemerintah Republik Indonesia via Kementerian Pertahanan RI membeli 15 jet tempur jenis Eurofighter Typhoon.

Informasi itu disampaikan pejabat dari Departemen Media Kemenhan Austria Bernhard Obmann merespons pertanyaan yang dilayangkan CNBC Indonesia via email Senin (1/12/2020).

Dia mengungkapkan, setelah pertemuan antara Menteri Pertahanan Austria Klaudia Tanner dan Prabowo di kantor Kemenhan Austria di Wina, Selasa (20/10/2020) waktu setempat, pembahasan di level teknis pun dimulai. Saat ini, proses itu sedang berlangsung.

“Begitu ada hasilnya akan segera dikomunikasikan,” ujar Obmann.

Kendati demikian, dia tidak mengelaborasi lebih detail perihal pembahasan di level teknis yang sedang dilakukan perwakilan Kemenhan kedua negara.

(*/lk)

Komentar