Ribut Dengan China, India Minta Prancis Kirim Jet Tempur

JurnalPatroliNews-Jakarta,– Angkatan Udara India (IAF) telah meminta Prancis untuk mempercepat pengiriman jet tempur Rafale di tengah meningkatnya ketegangan militer antara India dengan China di sepanjang Jalur Kontrol Aktual (LAC) yang disengketakan.

Selain meminta mempercepat pengiriman, jumlah pesawat tempur yang akan dikirim di awal juga nampaknya akan ditambah dari yang semula empat menjadi enam.

“Enam pesawat tempur Rafale itu kemungkinan akan mendarat di pangkalan mereka di Ambala pada 27 Juli,” kata beberapa sumber yang mengetahui masalah itu pada Senin (29/6/2020), sebagaimana dilaporkan Hindustan Times.

“Kami menyadari bahwa sekitar 10 jet Rafale siap di fasilitas Merignac, pabrikan pesawat Dassault Aviation. Persiapan akan menerbangkan enam jet Rafale ke India pada akhir Juli dengan singgah di pangkalan udara Al Dhafra dekat Abu Dhabi di Uni Emirat Arab. Jet-jet itu akan diterbangkan oleh pilot India,” kata sumber kedua, yang juga tidak bersedia disebutkan namanya.India telah memesan 36 jet Rafale dari Perancis senilai Rs 59.000 crore pada September 2016. Pembelian darurat itu dilakukan untuk meningkatkan kemampuan tempur IAF.

Sumber itu menambahkan bahwa alasan mengapa tidak semua jet yang tersedia dikirimkan karena empat sisanya digunakan untuk melatih kru IAF di Perancis.

Lebih lanjut, sumber itu mengatakan bahwa angkatan udara Prancis akan mengisi bahan bakar pesawat-pesawat India itu menggunakan pesawat angkut multi-peran tanker Airbus A330 dalam perjalanan mereka ke Al Dhafra, tempat di mana alat pengisian bahan bakar udara akan disediakan oleh refuellers Rusia IA-78 IAF.

Seorang sumber juga mengatakan bahwa pengiriman pesawat militer Rafale di masa depan juga sedang dipercepat.

Menurut jadwal pengiriman asli, 18 jet pertama (termasuk empat di batch pertama) akan dikirim ke IAF pada Februari 2021, dengan sisanya diharapkan pada bulan April-Mei 2022.

Prancis telah menyerahkan pesawat tempur Rafale pertamanya ke India dalam sebuah upacara yang dihadiri oleh menteri pertahanan Rajnath Singh dan mitranya dari Prancis, Florence Parly, di Merignac pada 8 Oktober 2019. Penyerahan itu dilakukan bertepatan dengan hari berdirinya IAF ke-87 dan festival Hindu Dussehra.

Menanggapi kabar ini, para ahli mengatakan keputusan untuk mempercepat pengiriman jet Rafale merupakan perkembangan signifikan di tengah ketegangan di perbatasan yang sedang berlangsung dengan China.

“Sangat baik bahwa pengiriman Rafale dipercepat karena operasionalisasi di sini akan semakin maju. Karena kami berada dalam jangka panjang di perbatasan utara kami, keberadaan pesawat-pesawat itu dengan IAF akan menambah potensi serangannya,” kata Wakil Pimpinan Udara Manmohan Bahadur (retd), direktur jenderal tambahan, Pusat Studi Tenaga Udara. (cnbc)

Komentar