Rupiah Ikut Galau, Vaksin Corona Pfizer Aman atau Nggak Ya?

JurnalPatroliNews – Jakarta, Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Mata uang Ibu Pertiwi juga labil di perdagangan pasar spot.

Pada Kamis (3/12/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.177. Rupiah melemah 0,09% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Sedangkan di ‘arena’ pasar spot, rupiah belum menemukan bentuk permainan terbaik. Dibuka stagnan di Rp 14.090/US$, rupiah sempat menguat 0,07% ke Rp 14.080/US$. Namun pada pukul 10:00 WIB, rupiah malah melemah 0,07% jadi Rp 14.100/US$.

Mata uang Asia lainnya pun bergerak variatif di hadapan dolar AS. Sepertinya pelaku pasar memang sedang gamang, belum menentukan sikap apakah mau bermain agresif atau cari aman.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning di perdagangan pasar spot pada pukul 10:08 WIB:

Sejatinya ada kabar yang mampu mendongrak optimisme di pasar. Kemarin, pemerintah Inggris memberikan izin penggunana darurat terhadap vaksin buatan Pfizer-BioNTech. Vaksin bisa mulai disuntikkan pekan depan.

“Berita yang fantastis! Namun sangat penting bagi semua orang untuk tidak menaruh harapan terlalu tinggi, terutama mengenai seberapa cepat proses vaksinasi akan berjalan,” kata Boris Johnson, Perdana Menteri Inggris, sebagaimana diwartakan Reuters.

Inggris jadi negara pertama yang memberikan izin penggunaan darurat vaksin Pfizer-BioNTech. Proses untuk memperoleh izin serupa sedang terjadi di AS dan Uni Eropa.

Akan tetapi, begitu cepatnya Inggris memberi lampu hijau pun mengundang kritik. Badan Obat-obatan Eropa (European Medicines Agency/EMA) menyatakan pihaknya butuh waktu lebih lama untuk melakukan kajian sebelum memberi restu, tidak seperti yang terjadi di Inggris. EMA baru akan memutuskan nasib vaksin Pfizer-BioNTech pada 29 Desember 2020.

“Prosedur yang dilakukan EMA adalah mekanisme yang paling efektif. Rakyat Uni Eropa harus memperoleh akses terhadap vaksin yang aman dan efektif,” kata Juru Bicara Komisi Uni Eropa, seperti dikutip dari Reuters.

Namun otoritas Inggris membantah bahwa mereka ugal-ugalan dalam memberikan izin. June Raine, Kepala Badan Regulasi Produk dan Layanan Kesehatan Inggris (Medicine and Healthcare Product Regulatory Agency/MHRA), mengatakan standar yang mereka terapkan sesuai dengan ketentuan internasional.

“Kemajuan yang kami capai benar-benar berdasarkan data dan kajian mendalam serta masukan dari pihak-pihak independen,” tegas Raine, sebagaimana diwartakan Reuters.

Perdebatan soal keamanan vaksin ini membuat investor ragu-ragu. Keraguan ini sudah terlihat di bursa saham New York. Dini hari tadi waktu Indonesia, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) hanya menguat tipis 0,2%, S&P 500 cuma naik 0,18%, dan Nasdaq Composite malah berkurang 0,05%.

(*/lk)

Komentar