Rusia Beri Kesempatan Putin Berkuasa hingga 2036

JurnalPatroliNews – Moskow – Rusia telah memilih mendukung perubahan konstitusi negara yang memungkinkan Presiden Vladimir Putin tetap berkuasa hingga 2036.

Dengan total suara dihitung, komisi pemilihan Rusia Kamis (2/7/2020) mengatakan bahwa penghitungan akhir menunjukkan 77,9 persen dari mereka yang memilih mendukung amendemen konstitusi Rusia dan 21,2 persen menolak. Demikian dilaporkan kantor berita negara RIA Novosti. Data menunjukkan jumlah pemilih adalah 65 persen.

Amendemen konstitusi mencakup sejumlah isu mulai upah minimum dan pensiun, hingga memberi Putin hak mencalonkan diri selama dua masa jabatan lagi dimana setiap periode berjangka enam tahun. Adapun ketentuan saat ini masa kepemimpinan Putin (67) akan berakhir pada 2024.

Pemungutan suara tentang amendemen konstitusi disebut sebagai referendum, tetapi dalam kenyataannya perubahan telah disahkan oleh parlemen Rusia dan pemungutan suara publik dipandang sebagai langkah untuk melegitimasi amendemen tersebut. Putin belum secara eksplisit menyatakan bahwa ia akan mencalonkan diri.

Kritik terhadap Kremlin mengatakan pemilihan itu tidak transparan atau tidak dilakukan sesuai standar pemilihan biasa seperti kotak suara dipasang di tempat pemungutan suara konvensional, juga di trotoar, dan di ladang serta taman.

Beberapa pemilih – mereka yang berada di Moskow dan wilayah Nizhny Novgorod – dapat memilih secara online. Hak suara juga diberikan dari luar negeri. Seorang kosmonot Rusia bahkan memilih dari luar angkasa ketika ia ditempatkan di Stasiun Luar Angkasa Internasional. Kontroversial, insentif juga dilaporkan ditawarkan kepada pemilih, dengan adanya hadiah.

Komisi pemilihan Rusia menolak tuduhan penyimpangan. Di Twitter mereka telah menerima beberapa keluhan dan telah mengambil langkah-langkah untuk mencegah pemilihan ganda. Dia menambahkan bahwa daftar pemilih akan diperiksa dan diverifikasi.

Politisi oposisi Alexei Navalny, yang telah banyak mengkritik prosedur pemilihan selama pemungutan suara menyebutnya tidak sah. “Kami tidak akan pernah mengenali hasil ini,” kata Navalny kepada para pendukungnya dalam sebuah video, Reuters melaporkan.

Navalny mengatakan di Twitter bahwa oposisi akan fokus pada upaya pemilihan regional akhir tahun ini untuk mengalahkan partai berkuasa Rusia Bersatu.

“Reaksi terbaik bukanlah keputusasaan dan kecemasan, tetapi mobilisasi ribuan pengamat untuk mengalahkan Rusia Bersatu dalam pemilihan regional,” demikian tweet Navalny.

Putin yang memberikan pidato pada Selasa, menjelang hari terakhir pemungutan suara, menyerukan Rusia untuk memilih. Dia tidak menyebutkan soal perubahan peraturan masa jabatan presiden.

“Kami akan memilih untuk negara tempat kami tinggal, dengan pendidikan dan perawatan kesehatan mutakhir, sistem perlindungan sosial andal, dan pemerintah efektif serta bertanggung jawab kepada rakyat,” kata Putin dalam pidato nasional.

“Kami akan memilih untuk kepentingan yang telah kami kerjakan dan yang ingin kami sampaikan kepada anak-anak dan cucu-cucu kami.”

Popularitas Putin telah menurun dalam beberapa bulan terakhir menjadi 60 persen, jauh dari peringkat sebelumnya hampir 90 persen pada pertengahan 2015, menurut Levada Center.

Presiden telah dikritik karena digambarkan oleh beberapa pihak cenderung lepas tangan terhadap pandemi Covid-19. Kasus corona di Rusia tertinggi ketiga di dunia, yakni sebanyak 653.479 dengan 9.521 kematian, menurut data dikumpulkan Universitas Johns Hopkins.

(bs)

Komentar