Rusia Yakinkan RI Vaksin Sputnik V Lebih Murah dari Sinovac

JurnalPatroliNews – Jakarta, Rusia memastikan bahwa vaksin anti-virus corona (anti Covid-19) buatannya, Sputnik V, akan dibanderol dengan harga terjangkau jika kelak beredar di Indonesia.

Meski belum bisa memastikan detail harga pasarannya, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva memastikan harga vaksin Sputnik V tidak akan mencapai ratusan dolar Amerika Serikat.

“Saya belum bisa mengatakan (harga pasti vaksin) karena itu bergangtung dari banyak sekali faktor. Tapi, yang bisa saya jamin adalah vaksin (Sputnik V) ini tidak akan mahal karena seperti yang saya bilang sebelumnya, Rusia mendukung pendirian RI bahwa vaksin corona harus bisa terjangkau bagi seluruh orang di negara kecil maupun besar,” kata Vorobieva dalam jumpa pers virtual di Jakarta pada Rabu (11/11).

“Saya tidak bisa membandingkan harga vaksin karena saya tidak begitu mengetahui harga vaksin Sinovac dari China. Tapi yang bisa saya pastikan adalah harga (vaksin Sputnik) terjangkau,” paparnya menambahkan.

Sejauh ini pemerintah Indonesia telah berulang kali mengumumkan ke publik bahwa akan membeli vaksin corona Sinovac dari China. PT Bio Farma (Persero) sempat menyebutkan vaksin Sinovac di Indonesia akan berkisar Rp200 ribu/dosis.

Sementara itu di China, sebagian warga China Timur sudah bisa mendapatkan vaksin Sinovac Biotech seharga US$59 atau setara sekitar Rp867 ribu untuk dua kali suntik.

Bahkan, Indonesia juga disebut tengah memesan vaksin corona Sinopharm dan CanSino Biologics yang juga berasal dari Negeri Tirai Bambu.

Selain China, Indonesia juga dikabarkan telah melakukan pembicaraan pengadaan vaksin corona dengan sejumlah negara lainnya kecuali Rusia. Salah satunya yang teranyar dilakukan Indonesia adalah mendiskusikan pengadaan vaksin dengan produsen vaksin Covid-19 asal Inggris, AstraZeneca.

Indonesia bahkan disebut akan melakukan pembayaran uang muka sebesar Rp36,7 triliun kepada AstraZeneca pada akhir Oktober lalu.

Namun, dalam forum dialog virtual yang diselenggarakan oleh BNPB Indonesia, Senin (12/10), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) Airlangga Hartarto memberi sinyal bahwa pemerintah belum berminat dengan vaksin Sputnik V dari Rusia.

“Kami sudah berbicara dengan beberapa, AstraZeneca, Sinovac, Sinopharm, Johnson & Johnson, tentu ini nanti kami membahas dan garap yang kami garap sampai saat ini dan yang insyaallah sudah dipastikan,” tuturnya.

Namun berbeda dengan Airlangga, Vorobieva mengaku bahwa pemerintah Rusia telah menyerahkan proposal penawaran pengadaan vaksin Sputnik V kepada pemerintah Indonesia. Sejumlah perusahaan farmasi di Indonesia telah menunjukkan minatnya terhadap vaksin Sputnik V.

Ia juga memastikan bahwa perusahaan tersebut telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Russian Direct Investment Fund (RDIF) soal pengadaan vaksin.

“Proposal vaksin kami telah diserahkan kepada otoritas Indonesia yang bersangkutan. Beberapa perusahaan di Indonesia juga telah menunjukkan minat, sudah ada beberapa pembicaraan dan konsultasi yang berlangsung,” ujar Vorobieva.

“Saya tidak ingat nama perusahaan tetapi itu adalah perusahaan farmasi. Mereka (perusahaan farmasi tersebut) telah menandatangani MoU dengan RDIF yang akan membantu mendistribusikan vaksin ke luar Rusia. Kami sedang menunggu respons dari kementerian luar negeri RI, Kementerian Kesehatan RI, dan lembaga RI terkait lainnya,” katanya menambahkan.

(cnn)

Komentar