Saat Ramadan! 50 Orang Ditangkap, Warga Israel dan Palestina Tawuran, Saling Lempar Petasan

JurnalPatroliNews – Jakarta ,– Tawuran antara kelompok Ultra Nasionalis Israel dan Pemuda Palestina terjadi di Yerusalem dari hari Kamis hingga Jumat kemarin. Sebanyak 50 orang ditangkap dalam peristiwa tersebut. Selain itu, menurut keterangan Kepolisian Israel, sebanyak 100 orang mengalami luka-luka.

Tawuran berlangsung panas. Kedua saling menyerang satu sama lain. Kelompok Pemuda Palestina melempari Ultra Nasionalis Israel dengan petasan. Sementara itu, kelompok Ultra Nasional Israel meneriakkan “Death to Arabs” atau kematian untuk Arab.

“Saya ke sini untuk mendukung orang-orang saya. Saya adalah seorang Yahudi, seorang patriot, dan saya bangga terhadap negara saya,” ujar salah seorang peserta tawuran, David, dikutip dari kantor berita Reuters, Jumat, 23 April 2021.

Kerusuhan yang melibatkan ratusan warga tersebut mengambil lokasi di perbatasan antara gerbang Damaskus dengan Jalan Jaffa di Yerusalem. Warga Palestina dikatakan senang bersantai di sana usai menjalani Salat Maghrib atau berbuka puasa. Namun, warga Israel tidak senang melihat keberadaan mereka atas dasar konflik kedaulatan. Hal itu lah yang belakangan memicu bentrokan antar perwakilan dua kubu.

Warga Palestina, Mohammad Abu Al-Homus, menyatakan benih-benih bentrokan tersebut sudah tumbuh sejak Ramadan dimulai, 13 April 2021. Seiring berjalannya waktu, situasi makin genting yang akhirnya mendorong dua kubu untuk bentrok. Kepolisian, kata ia, sempat mencoba melakukan pencegahan dengan membatasi akses ke Gerbang Damaskus, namun gagal.

Kepolisian Israel membenarkan pernyataan Al-Homus. Dikutip dari kantor berita Reuters, mereka sengaja membatasi akses dengan harapan bentrokan bisa dihindari selama Ramadan. Permasalahannya, gerbang tersebut merupakan jalur ke Bukit Bait Suci di mana penting baik bagi warga Palestina maupun Israel.

Sejumlah pemuda Palestina membuat barikade dengan barang-barang yang dibakar saat bentrokan dengan polisi Israel saat bulan Ramadan di Yerusalem, 22 April 2021. Warga Palestina mengatakan polisi Israel telah berusaha mencegah mereka mengadakan pertemuan malam Ramadhan di luar Gerbang Damaskus.

“Kami sudah mencoba mencegah mereka untuk menggelar kegiatan berkumpul di luar Gerbang Damaskus,” ujar Kepolisian Israel. Sebelumnya, sempat dikabarkan Kepolisian Israel melarang Warga Palestina berbuka puasa di Masjid Al-Aqsa dan akan menindak keras mereka yang melawan.

Kepolisian Israel melanjutkan, bentrokan antara kedua kubu berhasil diakhiri di hari Jumat dengan menembakkan water canon ke arah kedua kubu. Kedua kubu dipaksa mundur dari titik panas agar kemudian bisa ditangkap dengan mudah. Seperti dikatakan sebelumnya, sebanyak 50 orang berhasil ditangkap, tidak membedakan apakah berasal dari Palestina maupun Israel.

Politisi Sayap Kanan Israel, Itamar Ben-Gvir, mengecam bentrokan itu. Ia juga mengkritik sikap sejumlah warga Israel yang meneriakkan “Death to Arabs” selama tawuran. Ia berkata, ujaran kebencian seperti itu tak bisa dibiarkan walaupun dirinya mendukung kebebasan berpendapat.

“Ada banyak warga Arab baik di Israel. Namun, bagi mereka yang mengganggu ketenangan dan memukuli warga, mereka memang harus dikasari. Kalau perlu, dilempar keluar dari Israel,” ujar Gvir.

Apabila ditarik mundur ke belakang, konflik kedua kubu juga merupakan imbas sengketa wilayah antara Israel dan Palestina. Israel mengklaim seluruh Yerusalem, termasuk sektor timur, sebagai miliknya dalam perang Timur Tengah tahun 1967. Sementara itu, Palestina berniat membuat Yerusalem Timur, termasuk tanah suci Muslim, Kristen, dan Yahudi di sana, sebagai ibu kotanya suatu saat nanti.

(*/red/ln)

Komentar