Sebuah Halusinasi, Mossad di Batu, Malang

Dalam bukunya yang berjudul: Gideon’s Spies: The Secret History of the Mossad, penulis Gordon Thomas mengklaim bahwa Dinas Rahasia Israel Mossad melakukan Operasi Intelijen (OpsInt) di Batu, Malang untuk mencari, dan berhasil menemukan Dr. Azahari Husin, tokok teroris yang sangat dicari.

Dalam bukunya yang pertama kali terbit tahun 2000 dan kemudia diterbitkan lagi di tahun 2009, Gordon mengklaim bahwa Mossad sudah mengidentifikasi Dr. Azahari sebagai otak di balik bom London di bulan juli 2005, dan bom Delhi di bulan Oktober 2005, bahkan mengatakan bahwa Dr. Azahari berada di Delhi tidak lama sebelum bom di India itu terjadi.

Cerita tentang Mossad melakukan OpsInt di Batu, Malang ini sudah pernah disadur dalam tulisan di AntaraNews tahun 2009, dan beberapa hari lalu oleh Historia.

Ada banyak klaim yang tidak berdasar (baseless) dan imajinatif (halu) yang ditulis oleh Gordon Thomas. Mari kita coba bedah satu-satu:

1. KLAIM: Mossad tahu bahwa Dr. Azahari berada di balik bom London, 7 Juli 2005.

Bom London dilakukan oleh 4 orang: Lindsay, Hussain, Tanweer and Khan. Dalam laporan resmi dari House of Common per tanggal 11 May 2006 dilaporkan bahwa: There is as yet no firm evidence to corroborate this claim or the nature of Al Qaida support, if there was any. But, the target and mode of attack of the 7 July bombings are typical of Al Qaida and those inspired by its ideologies.

Dalam analisis lain di beberapa publikasi terlihat bahwa serangan bom di London adalah apa yang disebut sebagai: homegrown terrorism. Artinya, Klaim bahwa Dr. Azahari berada di balik pemboman di london, 7 juli 2005 adalah TIDAK BERDASAR;

2. KLAIM: Dr. Azahari berada di Delhi, India ‘shortly before’ alias tidak lama sebelum bom di Delhi, India.

Gordon menulis bahwa: 3 minggu (setelah Bom India) Mossad mencari Dr. Azahari di India tapi tidak berhasil menemukannya. Akhirnya kontak mereka di Batu, Malang menginformasikan bahwa orang dengan ciri2 sebagai Dr. Azahari telah mengontrak rumah di Batu, Malang.

Nah, di sini halunya terlihat jelas. Bom di Delhi itu terjadi tanggal 29 Oktober 2005, sedangkan Dr. Azahari tewas 9 November 2005. Itu gak sampai 3 minggu dari kejadian bom Delhi. Jadi, yang 3 minggu dicari pasca Bom Dehli itu siapa?

3. KLAIM: Setelah Dr. Azahari ditemukan oleh agen Mossad, mereka menginformasikan ke Kemlu India (karena penulis mengklaim bahwa India meminta bantuan Mossad melacak Dr. Azahari), dan kemlu India menghubungi ‘counterpart’ mereka di Indonesia.

Ini bukan hirarki laporan dan koordinasi antar lembaga intelijen asing. Jadi, koordinasi antara Mossad itu bukan ke Kemlunya India, tapi ke Dinas Rahasia India. Counterpart mereka di Indonesia ya Badan Intelijen Negara (BIN). Sama dengan BIN jika ingin berbagi informasi intelijen dengan pemerintah India, maka jalurnya adalah langsung dengan partner/counterpart BIN di India. Bukan dengan Kemlu India.

4. KLAIM: Dr. Azahari berada di Delhi sebelum bom Delhi tanggal 29 Oktober 2005.

Pasca Bom Bali 2002, keberadaan Dr. Azahari itu semuanya terdeteksi di Indonesia. Di 2003 lolos pengepungan di Bandung, di 2004 lolos pengepungan di Jakarta Barat.

Sebagai orang nomer 1 yang dicari pemerintah Indonesia saat itu, adalah tidak masuk di akal jika Dr. Azahari akan pergi ke India ‘hanya untuk’ menjadi tokoh kunci bom di sana, dan kemudian balik lagi ke Indonesia. Logistik dan resiko tertangkap sangat tinggi.

KESIMPULANNYA:

Apa yang ditulis oleh Gordon Thomas dalam bukunya yaitu Gideon’s Spies: The Secret History of the Mossad tentang OpsInt Mossad mencari dan menemukan Dr. Azahari di Batu, Malang adalah sebuah IMAJINASI yang penuh HALUSINASI.

Alto Labetubun
Analis Konflik dan Keamanan

(*/lk)

Komentar