Selalu Mengumbar Alasan, Faktanya KKB Adalah Pelaku Pelanggar HAM

Jurnalpatrolinews – Jayapura : Pakar Intelijen dan Terorisme, Stanislau Riyanta mengungkap upaya pembenaran atas teror dan pembakaran pesawat milik Mission Aviation Fellowship (MAF) yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Intan Jaya.

Menurut Stanislau, dalam setiap peristiwa yang menyeret nama KKB akan selalu ada alasan sebagai upaya untuk membenarkan aksi kejinya. Dikatakannya, konflik yang menjadi konteks adalah upaya pelanggaran hak asasi manusia atas penyerangan terhadap pilot dan penumpang pesawat twin otter di Distrik Biandoga.

“Poinnya adalah teror atas pembakaran pesawat MAF, jangan kemudian dibahas melebar hingga memunculkan berbagai opini luas. Publik tidak perlu tahu tentang latar belakang dilakukannya teror, yang pasti upaya penyerangan oleh KKB jelas salah,” tandasnya.

Stanislauw juga menegaskan bahwa alasan yang disampaikan KKB melalui juru bicaranya Sebby Sambom tidak memiliki dasar yang kuat, sehingga yang bisa diperlihatkan hanyalah spekulasi dengan berbagai informasi yang cenderung dipaksakan.

“Alasan yang diutarakan itu sangat dipaksakan dan cenderung mengada-ada. Jika dibilang para misionaris adalah agen rahasia, sebenarnya hal itu juga tidak bisa digunakan untuk melegalkan aksi teror,”

Stanislau dalam penyampaiannya mengenai peristiwa pembakaran pesawat pada 6 Januari 2021 tersebut mengatakan bahwa pihaknya merasa khawatir jika konflik bersenjata masih akan terus terjadi di Papua.

“Peristiwa itu cukup membuat saya menjadi khawatir jika konflik (bersenjata) masih akan terus terjadi di Papua. Padahal resolusi dari banyak kalangan saat ini, sedang memikirkan bagaimana caranya agar Papua menjadi wilayah yang aman, namun fakta berkata lain, ini karena KKB masih menjadi ancaman yang nyata,” ungkapnya.

Stanislau juga menjabarkan beberapa kasus terdahulu terkait upaya pelanggaran HAM yang dilakukan oleh KKB. Dalam setiap kasusnya, dikatakan olehnya bahwa KKB selalu menyatakan tuduhan dengan menilai jika korban merupakan agen intelijen.

“Peristiwa yang lalu-lalu menjadi caatatan, disana ada fakta tukang ojek, guru, kontraktor, tenaga kesehatan, bahkan pendeta pun disangkakan sebagai agen intelijen. Namun ketika dilakukan pendalaman, semua tuduhan KKB nyatanya tidak terbukti,”

Diakhir kesempatannya, Stanislau menegaskan jika pernyataan yang disampaikan oleh KKB atas rentetan aksi teror di Papua bukanlah menjadi suatu hal yang tepat, terlebih dengan latar belakang untuk membenarkan upaya pelanggaran HAM.   (Ind Paper)

Komentar