Selama Pandemi 100 Dokter Meninggal, Akibat Terinfeksi virus corona SARS-CoV-2. Netizen Meradang

Jurnalpatrolinews – Jakarta, Netizen meradang setelah IDI mengumumkan 100 orang dokter meninggal selama pandemi Covid-19 akibat terinfeksi virus corona SARS-CoV-2. Hal ini disampaikan lewat akun resmi IDI @PBIDI. Berdasarkan laporan IDI, seluruh dokter tersebut telah dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.

“Sejawat dokter yang gugur dalam penanganan Covid-19 sudah mencapai 100. Demikian juga petugas kesehatan lain yang gugur juga bertambah,” tulis IDI.

Humas IDI, Halik Malik pun mengonfirmasi hal tersebut.

“IDI mencatat dokter yg meninggal dunia dengan Covid-19 sudah genap 100 orang, mari mendoakan tempat kembali yg terbaik bagi almarhum dan almarhumah,” tuturnya saat dihubungi rekan media, Senin (31/8).

Sementara itu, akun LaporCovid19 menyebut Dr Daud Ginting Sp PD adalah dokter ke 100 yang gugur akibat Covid-19.

Beliau dr Daud Ginting Sp PD adalah dokter ke 100 yg telah gugur syuhada di medan jihad #lawanCovid

Apapun agamamu, pilihan politikmu, suku dan golonganmu, mari luangkan waktu tuk heningkan diri, lantunkan doa bagi 100 syuhada ini

Netizen pun mengungkap duka atas kabar tersebut, seperti diungkap Profesor ekonomi di IPB dan Perbanas, Hermanto J. Siregar.

“100 bukan skedar angka. Banyak kesedihan & kekhawatiran di belakangnya. Sampai kapan akan terus bertambah?” cuitnya.

100 bukan skedar angka. Banyak ksedihan &kekhawatiran di belakangnya. Sampai kpn akan terus brtambah? Tak adakah yg mrasa bertgjwb? Atau, stidaknya mnyampaikan akan mlakukan sesuatu yg riil utk benar2 dpt meminimalisir prtambahannya? (Doa terbaik utk dokter yg wafat krn covid) pic.twitter.com/NmjTik8nJt

Netizen lain pun menyampaikan duka seraya meminta warga untuk lebih patuh pada protokol Covid-19.

“Pemerintah wajib berbenah, masyarakat wajib lebih pintar. Dan Semuanya wajib patuh pada protokol Covid-19, please stop propaganda hoaxnya,” cuit akun @Vikolspn.

Sementara netizen lain menyebut nyawa dokter dan tenaga kesehatan yang meninggal akibat ikut terinfeksi Covid-19 sangat berharga.

Sebab, keberadaan mereka bisa membantu merawat puluhan orang lain yang terinfeksi agar kembali sehat. Sehingga, warga didorong agar tetap dirumah untuk menjaga penularan agar tak makin meluas.

“Iya si kalau bisa di rumah ajalah. Dokter udah 100 yang meninggal,” cuit @kangsyg.

“yang jadi masalah bukan kalau kitanya yang koit (meninggal) — itu juga masalah sih– tapi kalau penyakitnya tau-tau nularin ke nakes yang kapasitas otak dan fisiknya worth (berharga) untuk ngerawat lets say 20-an org perhari,” tambahnya lagi.

Netizen lain prihatin dengan banyaknya jumlah dokter yang meninggal selama pandemi. Pasalnya, jumlah dokter di Indonesia berdasarkan data World Bank 2017 kedua terendah di Asia Tenggara, tutur @fajfird mengutip Katadata. Sehingga, 100 dokter yang mati setidaknya menambah kesenjangan ini.

“4 Dokter per 10.000 orang. Kalau ada 100 Dokter yang meninggal berarti..”

Platform Informasi dan Data Covid-19 Indonesia, Pandemic Talks sempat melakukan analisis kematian dokter menggunakan data IDI per 21 Agustus.

Pandemic Talks melihat sekitar 59,3 persen dokter meninggal berada pada usia lanjut, dan 40,7 persen berada di usia kurang dari 50 tahun. Kasus kematian dokter juga banyak terjadi pada dokter umum, yakni 54,7 persen, sementara dokter spesialis 45,3 persen.

“Hanya 12 persen korban yang spesialisasinya secara khusus memang merawat covid-19, Ahli Penyakit Dalam (IPD), Ahli Paru, Ahli Anastesi, usia gak hanya tua saja yang jadi korban, sebagian besar juga dokter umum ” kata kata Inisiator Pandemic Talks, Muhammad Kamil, kepada rekan media belum lama ini.

Selan itu, kematian dokter setelah terpapar Covid-19 juga terbanyak berada di pulau Jawa, yakni sebesar 65 persen kasus dokter meninggal. Sementara persentase kasus dokter meninggal terendah ada di Bali yaitu 3 persen. (lk/*)

Komentar