Setelah Dua Negara Adidaya Saling Mengusir Diplomat, Rusia: Tidak Ada Alasan Hapus AS dari Daftar Negara Tak Bersahabat

JurnalPatroliNews, Moskow – Rusia mengatakan tidak ada alasan menghapus Amerika Serikat (AS) dari daftar negara-negara yang tidak bersahabat.

Berbicara pada konferensi pers virtual, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan situasinya bisa berubah jika kesepakatan antara presiden Rusia dan AS yang dicapai pada pertemuan di Jenewa Rabu lalu diimplementasikan.

Peskov mengatakan, “Pertemuan semacam itu diperlukan untuk memahami di mana tidak ada gunanya berbicara, di mana perlu, di mana para pihak tidak setuju secara kategoris satu sama lain, dan di mana mereka dapat sepenuhnya bertindak serempak.”

“Langkah selanjutnya adalah implementasi praktis dari perjanjian, yang dapat disabotase di tingkat kerja,” ujar Peskov.

“Sampai implementasi di tingkat kerja ini belum mengambil karakter yang efektif, dan sampai kita melihat hasil implementasi ini, tidak ada alasan untuk perubahan (menghapus AS dari daftar negara yang tidak bersahabat),” papar Peskov.

Ditanya tentang babak baru sanksi AS yang diumumkan sebelumnya di Washington, Peskov mengatakan, “Moskow memahami AS akan melanjutkan kebijakan penahanannya.”

“Kami menyadari kemungkinan sanksi yang akan datang yang dikodifikasi (diformalkan menjadi undang-undang). Faktanya adalah beberapa sanksi dikodifikasi. Pengenalannya bahkan tidak tergantung pada kehendak presiden AS,” ujar dia.

“Namun, meskipun penerapan sanksi tidak tergantung pada keinginan presiden AS, dia dapat memutuskan tindakan apa yang akan dipilih,” ungkap dia.

“Sanksi apa yang bisa dijatuhkan, kami tentu menganalisis situasi dan menghitung opsi yang berbeda,” papar dia.

Pada Sabtu, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan Washington sedang mempersiapkan sanksi baru terhadap Rusia terkait situasi tokoh oposisi Alexey Navalny dan pembangunan pipa gas Nord Stream-2.

Ditanya tentang kembalinya duta besar Rusia dan AS ke pos masing-masing, Peskov mengatakan Anatoly Antonov akan memiliki “pekerjaan yang cukup sulit” setelah kembali.

Dalam pernyataan terpisah, Wakil Menteri Luar Negeri Evgeny Ivanov mengatakan Rusia dan AS akan segera mulai bekerja pada masalah memulihkan pekerjaan kedutaan dan mengeluarkan visa.

Setelah Moskow dan AS saling mengusir diplomat dalam beberapa tahun terakhir, Kedutaan Besar AS di Moskow berhenti mengeluarkan visa karena kekurangan personel.

(*/lk)

Komentar