Singkirkan Anggapan Buruk dan Rubah Stigma Masyarakat, Pelaku Koperasi Bicara soal Indonesia Resesi

JurnalPatroliNews – Jakarta, Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan perekonomian Indonesia di kuartal III-2020 minus 3,49%. Dengan demikian, Indonesia resmi mengalami resesi karena pertumbuhan ekonomi terkontraksi selama dua kuartal berturut-turut.

Ketua Umum Angkatan Muda Koperasi Indonesia (AMKI) Frans Meroga Panggabean menyatakan dalam rapat konsolidasi bahwa ekonomi kerakyatan harus berperan sentral dalam ekonomi Indonesia untuk bisa menebus ketertinggalan dari perlambatan yang terjadi selama tahun 2020.

“Inti dari rapat konsolidasi ini adalah bagaimana kita menatap 2021 dengan merumuskan rencana kerja bahwa perekonomian Indonesia ini harus benar-benar bisa rebound setelah luluh lantak imbas dari pandemi COVID-19,” kata Frans, (6/11).

“Baru saja BPS mengumumkan di kuartal III Indonesia resmi mengalami resesi, dengan kontraksi 3,49%, memang lebih bagus dari kontraksi sebelumnya yang 5,32%. Berarti sudah ada arah menuju recovery meskipun masih banyak PR untuk kita dapat rebound di 2021 dan tahun seterusnya,” tambahnya lagi.

Oleh karena itu, lanjut Frans, ekonomi kerakyatan yang bertumpu kepada koperasi dan juga pelaku UMKM, serta pekerja informal ini yang harus terus digalakkan, yakni melalui AMKI.

“Jadi kita sebagai wadah organisasi melihat, AMKI ini akan menjadi agen atau motor penggerak untuk perubahan jati diri koperasi. Koperasi juga menjadi badan usaha yang bisa dibanggakan dan diandalkan,” ucap Frans.

Frans menjelaskan, AMKI saat ini sudah beranggotakan hampir 100 orang, terdiri dari anak-anak muda yang mempunyai kerinduan dan keinginan untuk merubah citra dan jati diri koperasi. Visi AMKI membuat bagaimana koperasi lebih dicintai dan dikenali masyarakat.

“Kita ingin merubah stigma masyarakat dan menyingkirkan anggapan buruk bahwa selama ini koperasi adalah badan usaha yang jadul, tidak atraktif, dan hanya didominasi oleh orang tua. Jadi benar-benar kita ingin tunjukkan ke masyarakat bahwa koperasi bisa kompetitif, koperasi bisa modern, dan koperasi juga tanggap terhadap perubahan zaman,” tegasnya.

Tidak hanya itu saja, AMKI juga turut mendukung keputusan pemerintah yang telah menerbitkan Omnibus Law karena UU Cipta Kerja ini konkret berpihak pada ekonomi kerakyatan terutama pada koperasi dan UMKM, di mana menyerap 97% dari total angkatan kerja di Indonesia serta memegang porsi 60% dari produk domestik bruto (PDB) melalui konsumsi rumah tangga.

“Biarpun di luar sana banyak polemik yang menolak dan menentang, AMKI melihat pemerintah sudah berada di jalur yang benar,” ujar Frans.

“Jadi sangat tidak heran dan sudah seharusnya pemerintah berpihak kepada yang mayoritas dan memberikan kontribusi paling besar, sementara yang lain bisa mengikuti dan beradaptasi dengan aturan yang sudah dibuat supaya kita bisa memperbaiki kondisi ekonomi dengan cepat dan benar-benar langsung rebound,” serunya lagi.

Frans mengatakan meski AMKI memang baru berdiri tapi angkatan muda ini punya semangat yang besar melalui visinya menjadi motor penggerak mengkampanyekan dan mengajak generasi milenial itu harus mencintai ekonomi kerakyatan melalui wadah koperasi. Koperasi sebagai soko guru perekonomian bangsa harus benar-benar menjadi kenyataan.

“Jangan selalu menganggap koperasi sebagai terpinggirkan, tidak layak untuk dibanggakan. Kita akan menjunjung tinggi jati diri dan juga kredibilitas koperasi melalui AMKI. Koperasi bisa bersaing, koperasi bisa modern, koperasi bisa digital, koperasi bisa dicintai milenial, koperasi bisa mengambil peran yang signifikan dalam perekonomian bangsa kita, itu yang kita yakini dan akan kita perjuangkan melalui AMKI,” pungkasnya.

(*/lk)

Komentar