Soal China Hingga Natuna, Luhut: Tak akan Pernah Kompromi!

JurnalPatroliNews – Jakarta,– Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, tak ada negosiasi terkait batas wilayah Indonesia. Penegasan tersebut juga berlaku bagi para investor yang menanamkan modal di tanah air.

“Mengenai kedaulatan maritim kita tidak akan pernah kompromi dengan siapapun. Saya ulangi, dengan siapapun,” ujar Luhut di sela rapat bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Senin (22/6/20).

“Jadi perbatasan kita misalnya di Natuna, clear kita tidak akan pernah kompromi terhadap teritori. Jadi kita kerja sama boleh tapi jangan sampai ke sini (menyinggung kedaulatan). Karena itu akan mengusik kita,” katanya.

Luhut meminta para legislator agar tak perlu khawatir mengenai komitmen pemerintah dalam menjaga kedaulatan meski ada kerja sama dengan negara lain termasuk investasi. Luhut meminta DPR tak ragu mengenai hal tersebut.

“Kau boleh investasi di negeriku. Tapi kalau sudah menyangkut masalah teritorial ini, identitas kita, tidak akan pernah ada diskusi mengenai itu,” tegasnya.

Di sisi lain, Luhut menjelaskan bahwa Indonesia tak bisa menolak keberadaan China. Ia mengakui soal hubungan Indonesia dan China sering jadi nyinyiran termasuk soal investasi dan tenaga kerja.

“Dampak Covid-19 ini ada dampak di Tiongkok, kita nyinyir lihat Tiongkok. Tiongkok itu 18% mengontrol ekonomi dunia. Kita suka tidak suka saya harus sampaikan, kita ndak bisa ignore keberadaan dia (China). Nah ini punya dampak. Apalagi jarak kita dekat dengan dia,” kata Luhut.

Luhut menegaskan bahwa pemerintah tak hanya menjalin kerja sama dengan China, tapi juga dengan negara-negara lain seperti Amerika Serikat (AS) hingga Uni Emirat Arab (UEA) dan lainnya.

“Sekarang zaman Presiden Jokowi saya kira hubungan kita dengan tiga-tiga ini (China, UEA, AS) saya boleh katakan sangat baik. Kita dengan Abu Dhabi saya pikir baru pertama kali ada investasi yang masuk hampir US$ 20 miliar sepanjang sejarah republik. Dan itu semua on going,” tegas Luhut.

Ia mengatakan kerja sama dengan China di bidang investasi terus meningkat. Luhut bilang China mematuhi lima kriteria yang diberikan untuk masuk ke Indonesia.

“Satu, dia harus bawa teknologi. Dua, dia harus teknologi transfer. Tiga, dia harus added value, keempat dia harus melakukan b to b dari tiap itu, kelima dia harus menggunakan tenaga kerja kita sebanyak mungkin,” katanya.

Dalam konteks tenaga kerja, Luhut mengaku tidak punya engineer yang cukup dalam teknologi. Sehingga perlu membangun sumber daya manusia untuk menyongsong masuknya investasi.

“Kita siapkan buat politeknik sehingga sekarang ada tiga politeknik di Indonesia timur,” katanya.

[cnbc]

Komentar