Soal Kritikan Megawati DKI Kota Amburadul, PKS Minta : Warga dan Pemda Jangan Baper ?

JurnalPatroliNews – Jakarta – Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengkritik DKI Jakarta sebagai kota yang amburadul. Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera meminta Pemprov dan warga DKI tak baper atas pernyataan Megawati.

“Buat Pemda dan warga Jakarta jangan baper terhadap pernyataan Bu Megawati. Jadikan cambuk bahwa Semarang, Solo dan Surabaya yang dipilih jadi Intelectual City. Selamat bagi ketiga kota,” kata Mardani kepada wartawan, Selasa (10/11/2020).

Anggota Komisi II DPR RI ini juga meminta agar kritikan itu dijadikan cambuk guna memajukan DKI. Ia mengimbau warga DKI tetap optimis agar menjadikan provinsi yang nyaman untuk semua orang.

“Jadi cambuk dan nggak usah baper. Dan tetap yakin DKI provinsi yang ramah dan nyaman untuk semua,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Mardani mengatakan DKI sejauh ini sudah menjadi parameter kemajuan bagi Indonesia. Hal itu terbukti dari penghargaan yang baru-baru ini didapat DKI.

“Jakarta tetap Provinsi yang menjadi parameter kemajuan Indonesia karena bukan hanya Ibu Kota tapi juga mendapat banyak penghargaan termasuk yang terakhir Sustainable Transport Award (STA) 2021 dan juga memborong 9 award dari Kominfo dan lain-lain. Ketiga, yang paling menentukan bagi pemda adalah penilaian dari masyarakat dan warganya,” tutur Anggota Dewan dari Dapil DKI Jakarta I ini.

Gimana sih pernyataan Megawati yang menyindir DKI Jakarta jadi kota yang amburadul? Simak berita selengkapnya

Megawati awalnya menyayangkan kondisi DKI saat ini yang menjadi tak keruan. Megawati menilai Jakarta menjadi amburadul, di sisi lain dia membanggakan kepala daerah asal PDIP.

Hal itu disampaikan Megawati dalam acara pemberian penghargaan ‘Kota Mahasiswa’ atau ‘City of Intellectual’ berdasarkan riset yang dilakukan oleh tim yang dipimpin guru besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Hafid Abbas, Selasa (10/11/2020).

“Terima kasih yang jadi peringkat kesatu, kedua, dan ketiga, Semarang, Solo, Surabaya, itu adalah anak-anak dari partai saya,” kata Megawati dalam keterangan tertulis, hari ini.

Megawati kemudian menyayangkan kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ) di Rawamangun, Jakarta, belum masuk kategori City of Intellectual. Padahal prasasti pertama kali visi City of Intellectual justru berada di sana.

“Sayang kan kalau Rawamangun belum berhasil jadi City of Intellectual. Jadi para akademisi, saya mohon sangat, secara akademis kita melihat kita ini tujuannya mau ke mana,” kata Megawati.

Presiden ke-5 RI itu mengaku menjadi saksi hidup kondisi Jakarta pada 1950-an. Namun, menurut Megawati, kondisi Jakarta saat ini menjadi amburadul, yang seharusnya menjadi kota berpengetahuan.

“Karena saya juga saksi hidup di Jakarta ini. Dulu waktu pindah dari Yogyakarta ke Jakarta pada 1950…. Tetapi sekarang Jakarta ini jadi amburadul. Karena apa? Seharusnya jadi City of Intellectual bisa dilakukan. Tata kota, masterplan-nya, siapa yang buat? Tentu akademisi, insinyur, dan sebagainya,” tandas Megawati.

(*/lk)

Komentar