Soal Temuan Nelayan Yang Disebut Drone Bawah Laut, KSAL: Itu Seaglider

JurnalPatroliNews, Jakarta – Satu barang temuan Nelayan Desa Majapahit, Selayar, yang disebut-sebut sebagai drone bawah laut diperjelas oleh TNI Angkatan Laut.

Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Yudo Margono menerangkan, barang yang ditemukan Nelayan Perairan Selayar tersebut adalah seaglider.

“Pada pagi hari ini saya akan menyampaikan tentang alat atau seaglider yang kemarin ditemukan nelayan dari Desa Majapahit, Selayar, yang mana dari temuan tersebut saya bawa ke Hidrosal,” ujar Yudo dalam jumpa pers di Pushidrosal Ancol, Jakarta Utara, Senin (4/1).

Yudo menegaskan, pihaknya tidak mau menebak-menebak alat yang ditemukan tersebut adalah drone, sejak awal ditemukan oleh nelayan setempat. Karenanya, TNI AL langsung membawa ke Pushidrosal sebagai lembaga yang kompeten untuk meneliti adanya peralatan tersebut.

“Jadi supaya lebih real adanya sehingga alat tersebut kita bawa ke sini. Jadi saya enggak mau berandai-andai, supaya rekan-rekan semuanya jelas tentang penggunaan maupun fungsi dari alat yang ditemukan di Kabupaten Selayar,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Yudo menjelaskan mengenai alat yang disebut seaglider tersebut. Di mana, dia menyebut benda itu terbuat dari aluminium dengan dua sayap dan propeller dengan antena belakang, serta terdapat instrumen mirip kamera di badannya.

“Badan (seaglider) terbuat dari aluminium dengan dua sayap 50 centimeter, panjang bodi 225 centimeter, kemudian propeller 18 centimeter di bawah, panjang antena yang belakang 93 centimeter,” beber Yudo.

“Kemudian terdapat instrumen mirip kamera terletak di bodi, ini yang di atas sini. Kemudian tidak ditemukan ciri-ciri perusahaan negara pembuat. Ini dia, tidak ada tulisan apa pun di sini, dari awalnya demikian. Kita tidak merekayasa, masih persis seperti yang ditemukan nelayan,” tambahnya.

Terkait kegunaannya, Yudo menyebut seaglider dipakai untuk keperluan survei dan data oseanografi.

“Sekilas tentang seaglider Bahwasanya alat ini banyak digunakan untuk keperluan survei atau untuk mencari data oseanografi di laut, di awah lautan. Ini bisa diakses melalui website oleh semua yang bisa mengakses data. Alat ini bisa digunakan untuk industri maupun digunakan untuk pertahanan. Tergantung siapa yang memakai,” demikian Yudo Margono.

(ary)

Komentar