Tensi Belum Turun, China Sudah Berani Mengklaim Lembah Galwan

JurnalPatroliNews – BEIJING – Ketegangan antara China dan India belum lagi reda pasca bentrokan yang melibatkan militer kedua negara, Beijing sudah berani mengklaim Lembah Galwan sebagai wilayahnya. Klaim China ini muncul di saat raksasa Asia itu terus menggunakan saluran militer dan diplomatik untuk mengurangi ketegangan.

Adalah juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian yang mengeluarkan pernyataan jika Lembah Galwan berada dalam wilayah negara itu.

“Lembah Galwan terletak di sisi China dari Garis Kontrol Aktual di bagian barat perbatasan China-India,” kata Zhao Lijian dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari Al Arabiya, Sabtu (20/6/2020).

Ia menyalahkan pasukan India yang melakukan penyerangan di daerah itu dari awal Mei, memicu bentrokan tengah malam pada hari Senin yang menewaskan 20 tentara India. China sendiri belum mengungkapkan jumlah korban di pihaknya.

Awal pekan ini, tentara China dan India terlibat bentrokan berdarah di Lembah Galwan di wilayah perbatasan Himalaya. Konfrontasi di Lembah Galwan, bagian dari wilayah Ladakh yang disengketakan di sepanjang perbatasan Himalaya, adalah yang paling mematikan dalam 45 tahun.

Tentara kedua negara menggunakan tongkat, batu, dan tinju dalam bentrokan di udara tipis di 4.270 meter di atas permukaan laut, tetapi tidak ada baku tembak. Para prajurit membawa senjata api tetapi tidak diizinkan menggunakannya berdasarkan perjanjian dalam sengketa perbatasan.

India menyalahkan China karena memicu perkelahian dengan mengembangkan infrastruktur di lembah itu, yang katanya merupakan pelanggaran terhadap perjanjian tentang wilayah apa yang masih dalam sengketa.

Para pejabat keamanan India mengatakan, korban di pihak mereka disebabkan oleh cedera parah dan paparan suhu dingin.

Lembah itu berada dalam jarak yang sejauh 3.380 kilometer dari Garis Kontrol Aktual – perbatasan didirikan setelah perang antara India dan China pada 1962 yang mengakibatkan gencatan senjata yang tidak mudah.

[sindo]

Komentar