Terungkap! Ini Alasan Kasus Kematian Akibat Covid-19 Melesat

JurnalPatroliNews – Jakarta, Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito mengakui bahwa data kasus kematian akibat virus corona di Indonesia semakin memburuk pada pekan lalu. Provinsi Jawa Tengah memimpin peningkatan kasus kematian dengan 167 kasus.

“Kematian akibat Covid mengalami tren yang buruk. Ada kenaikan 20% dibandingkan dengan minggu sebelunmnya,” ujar Wiku dalam konferensi pers, Selasa (29/12/2020).

Menurutnya, kenaikan angka kematian sebesar 20% menunjukkan bahwa penanganan pasien belum optimal diakibatkan keterlambatan penanganan sehingga adanya korban jiwa. “Segera evaluasi menyeluruh di faskes agar dapat kesembuhan 100% dan tak ada korban. Ingat 1 nyawa hilang sangat berharga,” ujar Wiku

Lebih rinci dia menjelaskan ada 5 provinsi yang menjadi penyumbang tertinggi kasus kematian, yakni Jawa Tengah naik 167 kasus, Jawa Timur naik 42 kasus, DIY naik 23 kasus, Jawa Barat naik 22 kasus, dan Banten naik 8 kasus.

Sebagai informasi pada hari ini, Selasa (29/12/2020) jumlah pasien meninggal akibat Covid-19 mencapai 251 orang. Jumlah ini merupakan rekor tertinggi kedua, sejak penyakit ini mewabah.

Dengan pertambahan tersebut, maka total pasien meninggal akibat virus corona mencapai 21.703 orang.

Dalam kesempatan yang sama Wiku juga mengatakan bahwa zona risiko tinggi Covid-19 alias zona merah meningkat jadi 76 kota/kabupaten dibandingkan dengan minggu sebelumnya 60 kota/kab. Sementara itu zona risiko kuning turun dari 64 kota di minggu lalu menjadi 49 kota di minggu ini.

“Meski pada zona risiko sedang turun, serta tak ada kasus baru tak berubah, namun meningkatnya zona merah perlu menjadi perhatian dan bahan evaluasi masing-masing daerah,” ujar Wiku.

Pasalnya, tutur dia, terjadi tren peningkatan kab/kota zona merah sejak pekan 1 November 2020. Hal ini selaras dengan kasus aktif positif dan meninggal.

“Awal November zona merah hanya 19 dari 314 kab/kota. Di pekan ini naik 76 kab/kota. Ini menandakan risiko di kab/kota perkembangan tidak baik,” ujar Wiku.

(cnbc)

Komentar