Terus Bela FPI, Pedas! Dewi PDIP Kepret Ocehan Fadli Zon: Kalau Punya Otak, Harusnya..

JurnalPatroliNews, JakartaPolitisi PDIP Dewi Tanjung melontarkan kritik keras kepada anggota DPR Fraksi Gerindra Fadli Zon, yang terus menerus membela Front Pembela Islam (FPI), bahkan, Fadli Zon seakan memojokkan pemerintah dalam kasus tewasnya laskar FPI dalam baku tembak di Tol Cikampek, Senin lalu.

Ia mengatakan seharusnya Fadli malu lantaran membela teroris perusuh bangsa.

“Hei Fadli zonk, Kau Ini Jubir FPI atau Anggota DPR RI ?? Kalo kau mau jadi Jubir FPI silahkan kau mundur dari DPR RI karna Gaji anggota DPR dari uang Negara Bukan di biayain FPI. Kalo Kau Punya OTAK harusnya Kau Malu membela Teroris Perusuh bangsa. Banyak Bacot aja Kerjaan kau,” cetusnya dalam akun Twitternya, seperti dilihat, Kamis (10/12/2020).

Sebelumnya, Fadli Zon mendesak Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran dan Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman segera dicopot dari jabatannya.

“Kapolda Metro n Pangdam Jaya memang layak segera dicopot,” cuit Fadli Zon, Rabu (9/10).

Hal tersebut dikatakan terkait peristiwa tembak mati enam orang anggota Front Pembela Islam (FPI) yang tengah bertugas menjaga Habib Rizieq Shihab Senin (7/12).

Selain itu, dalam channe Youtubenya, Fadli Zon Official, dengan judul “6 Anggota FPI Ditembak Polisi, Usut Tuntas,” menyindir Polri dan mempertanyakan tindakan polisi melakukan penembakan kepada enam anggota FPI ini.

“Nyawa kelihatannya begitu murah dengan tembakan peluru dari kepolisian, padahal peluru itu datangnya juga dari rakyat, dibiayai oleh rakyat, dan tidak boleh kemudian peluru itu juga menghadang kepada rakyat,” ungkapnya, Selasa (8/12).

Diketahui sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran mengatakan, peristiwa ini bermula saat polisi mendapat informasi rencana pengerahan massa terkait jadwal pemeriksaan terhadap Rizieq Shihab di Polda Metro Jaya.

Informasi itu lantas diselidiki kebenarannya oleh petugas kepolisian.

“Ketika anggota mengikuti kendaraan yang diduga pengikut MRS, kendaraan petugas dipepet kemudian diserang dengan menggunakan senjata api dan senjata tajam,” kata Irjen Fadil Imran.

Karena penyerangan itu mengancam keselamatan jiwa petugas, maka dilakukan tindakan tegas terukur.

Alhasil, enam pengawal HRS tewas ditembak polisi. Sedangkan empat lainnya melarikan diri.

(wrk)

Komentar