Tindak Lanjut Ancaman, Putin: Bukan Gertakan, Nuklir Taktis Jadi Senjata Pilihan

JurnalPatroliNews – Jakarta – Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bulan ini bahwa dia tidak menggertak tentang penggunaan senjata nuklir. Jika dia menindaklanjuti ancaman itu, kemungkinan senjata pilihannya adalah senjata nuklir taktis.

Putin bukan satu-satunya yang berbicara tentang senjata ini. Uji coba rudal Korea Utara baru-baru ini melibatkan latihan “nuklir taktis” untuk mensimulasikan serangan ke Korea Selatan, menurut media pemerintah Korea Utara.

Apa itu senjata nuklir taktis?

Dalam laporannya, 11 Oktober, CBS News menyebut senjata nuklir taktis kadang-kadang disebut sebagai “nuklir kecil”, meskipun senjata itu masih menyebabkan kematian dan kehancuran yang menghancurkan. Senjata itu dirancang untuk serangan terbatas terhadap target spesifik yang relatif dekat, seperti pos komando, alih-alih menghancurkan kota dari jauh.

Hasil ledakan senjata nuklir taktis dapat berkisar dari di bawah satu kiloton hingga sekitar 100 kiloton, sedangkan senjata nuklir strategis dapat menghasilkan hingga seribu kiloton. Bom yang menghancurkan Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945 adalah antara 12 dan 21 kiloton. Bom yang dijatuhkan di Hiroshima memiliki berat 9.700 pon dan sebuah bom seberat 10.800 pon meratakan Nagasaki.

Senjata nuklir taktis dapat memiliki hasil yang sama atau lebih besar — hingga beberapa kali lebih kuat dari bom Nagasaki — tetapi seringkali lebih kecil dan lebih portabel. Misalnya, selama Perang Dingin, Uni Soviet mengembangkan perangkat yang cukup kecil untuk dimasukkan ke dalam wadah seukuran koper.

Mengapa senjata nuklir taktis dikembangkan, dan apakah senjata itu pernah digunakan?

Tidak ada yang pernah menggunakan senjata nuklir taktis dalam pertempuran. Baik AS dan Uni Soviet mengembangkannya sejak awal selama Perang Dingin sebagai metode pencegahan. Sekutu NATO menempatkannya di Eropa sebagai bagian dari strategi “respons fleksibel” mereka untuk menunjukkan kepada Uni Soviet dan sekutunya bahwa konflik apa pun, bahkan dengan senjata konvensional, dapat memiliki konsekuensi nuklir.

Komentar