Tips Cegah Penyebaran Covid-19 di Keluarga

JurnalPatroliNews – Jakarta, Selain klaster perkantoran, belakangan juga muncul klaster penyebaran keluarga. Klaster keluarga berbahaya karena virus ini masuk dalam rumah di mana di dalamnya ada anak anak dan orang tua sebagai kelompok lebih berisiko apabila mereka terinfeksi karena anak dan orang tua memiliki sistem imun yang lebih rendah dari orang usia dewasa atau yang berusia produktif.

Klaster keluarga terjadi saat salah satu angota keluarga terinfeksi virus, lalu menularkan ke anggota keluarga lainnya sehingga satu rumah tanga tertular Covid-19 saat berada di rumah sendiri. Biasanya dibawa adalah yang datang dari luar, misalnya orang tua bekerja atau bepergian lalu pulang dengan membawa virus, kemudian terjadi transmisi dalam keluarga. Untuk mencegah potensi penularan Covid-19 pada keluarga, Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr Agus Dwi Susanto memberikan tips.

Agus mengatakan, virus SARS Cov-2 penyebab Covid-19 menular melalui tiga mekanisme. Pertama, secara langsung melalui droplet. Percikan halus yang keluar dari tubuh ketika batuk, bersin atau berbicara kepada orang terdekat dalam jarak 1-2 meter. Kedua, penularan secara tidak langsung yaitu melalui tangan yang terkontaminasi dengan menyentuh benda yang sudah terkontaminasi virus tersebut. Bisa lewat meja, pegangan pintu atau benda lainnya. Apabila benda tersebut terkontaminasi virus dan belum dibersihkan atau didisinfektan, tetapi kita memegangnya kemudian lupa mencuci tangan lalu memegang area muka, mulut hidung, maka virus ini kemudian masuk lewat saluran napas ke dalam tubuh.

Penularan ketiga melalui udara atau airborne. Belakangan WHO menyampaikan bahwa virus ini potensial menularkan melalui udara atau airborne. Ini disinyalir lebih banyak terjadi pada lingkungan di daerah rumah sakit khususnya unit tertentu yang melakukan prosedur pada pasien yang menyebabkan terjadinya penularan lewat udara.

“Misalnya tindakan sectio atau memasang alat bantu napas, uap, dan lain-lain, yang menimbulkan aerosol. Mikro droplet bisa berterbangan di udara sekitar sehingga bisa menularkan lewat airborne. Airborne berpotensi menyebar dalam radius 60 meter,” kata Agus di Graha BNPB, Jumat (18/9/2020).

WHO juga menyebutkan penyebaran airborne dapat terjadi terutama pada area padat, tertutup dan berventilasi buruk, seperti rumah makan atau restoran. Beberapa kasus sudah membuktikan hal ini. Yang mengkhawatirkan, seseorang yang terinfeksi dari luar bisa membawa virus ke dalam keluarga.

Untuk mengurangi risiko penularan di dalam keluarga, Agus mengatakan, sedapat mungkin masyarakat tinggal di rumah jika tidak ada keperluan mendesak. Tetapi kalau pun terpaksa ke luar rumah, maka protokol kesehatan wajib dilaksanakan. Gunakan masker saat keluar rumah, dan jaga jarak dengan orang lain. Hindari kerumunan, cuci tangan secara teratur serta hindari memegang wajah sebelum tangan benar benar bersih.

“Tinggal di rumah adalah salah satu upaya kita untuk mencegah penularan. Karena itu kita imbau masyarakat kalau bisa tinggal di rumah saja,” kata Agus.

Menurut Agus, potensi penularan di dalam keluarga muncul ketika ada anggota keluarga yang kontak dengan orang sakit di lingkungan luar rumah. Ketika terinfeksi di luar, virus ini akan dibawa masuk ke dalam rumah. Di sinilah terjadinya penyebaran di dalam keluarga atau disebut klaster keluarga.

Untuk mencegah virus ini masuk ke keluarga, maka yang paling penting adalah pastikan protokol kesehatan dilaksanakan saat keluar rumah. Juga pastikan saat pulang ke rumah dalam kondisi sehat, steril atau tidak terinfeksi. Saat pulang ke rumah jangan langsung kontak fisik dengan anggota keluarga lain. Yang dilakukan, misalnya buka baju dan taruh di tempat terpisah, lalu mandi. Selalu pakai masker meskipun berada di rumah, terutama kalau ada anggota keluarga yang rentan seperti lansia, bayi dan ibu hamil. Tetapi jika merasa diri sehat, maka pemakaian masker di dalam rumah tidak wajib.

Agus mengimbau keluarga Indonesia untuk selalu berperilaku hidup sehat selama pandemj ini agar terhindar dari risiko terinfeksi. Caranya, jaga stamina, pola hidup bersih dan sehat, makan makanan sehat dan bergizi, tidak merokok, tidak alkohol dan olah raga rutin.

(bs)

Komentar