Tipu Daya Kelompok Separatis dalam Menyebarkan Hoax

Jurnalpatrolinews – Papua : merupakan wilayah yang berada paling timur negara Indonesia. Papua terkenal akan budaya, kemolekan lansekap alamnya, dan sumber daya alam yang melimpah. Namun dibalik itu semua, Papua juga masih menyimpan berbagai permasalahan yang kerap berujung konflik.

Menilik konflik yang terus terjadi di Papua, Mariana Hana yang merupakan pengamat Papua mengatakan bahwa konflik yang terjadi semakin diperparah dengan maraknya peredaran berita bohong alias hoax.

“Jika lebih ditelusuri, maraknya pemberitaan yang tidak tepat tersebut selalu berhubungan dengan perkembangan kelompok separatis,”

Tidak hanya berbagai publikasi berita dari kelompok politik yang terus mengupayakan diplomasi dalam membebaskan Papua, namun kelompok bersenjata yang tetap bergerilya di hutan pun tepat melakukan hal yang sama.

“Banyak isu yang mengatakan bahwa diplomasi Papua telah sampai pada organisasi PBB untuk mencapai tujuan referendum, namun faktanya PBB menegaskan bahwa Papua merupakan bagian utuh yang tidak terpisahkan bagi Indonesia,” tambahnya

Kelompok bersenjata pun demikian, kerap aksi-aksinya dibumbui dengan pemberitaan atas klaim bahwa kelompoknya berhasil menembak dan menewaskan aparat TNI Polri, namun hal itu juga tidak urung terjadi.

Mariana juga mengatakan bahwa banyak simpatisan kelompok prokemerdekaan terlalu fanatik, hingga melupakan nilai kebenaran.

“Para kolompok itu akan dengan terang-terangan menolak setiap sudut pandang yang tidak sepemikiran, namun akan mati-matian mendukung setiap apa yang sejalan dengan pihaknya. Meskipun realitanya tidak benar,”

Dalam proses perjalanan Papua, tidak bisa dipungkiri juga bahwa pemerintah memang lamban membangun wilayah ini. Sehingga menjadi wajar ketika kerap muncul pertikaian dan adu suara yang selalu berpotensi memperpanjang rentetan konflik yang terjadi.

Dengan demikian, ia mengatakan bahwa semua pihak harus bisa berintrospeksi diri dan harus ada idealisme untuk tetap menjunjung tinggi nilai kebenaran. (Ind paper)

Komentar