Tragedi Kapal Selam KRI Nanggala- 402 Masih Misterius Keberadaannya?

Sudah hampir 30 jam berlalu, tetap tak ada kabar berita. Semua masih misterius terkait bagaimana nasib KRI Nanggala yang dinyatakan hilang sejak 21 April 2021 pukul 03.00 WIB.

KRI. Kapal Republik Indonesia, Inggris pakai awalan HMS – His/Her Majesty’s Ship, Australia – HMAS – His/Her Majesty’s Australian Ship – untuk menyebut kapal perang. Spekulasipun berkembang sejak Rabu (21/4/2021) sore kemarin. Sempat ada kabar bahwa kapal selam yg naas itu telah ditemukan, langsung membuat orang dan keluarga prajurit TNI AL merasa lega. Beritanya pun viral dan menyebar cepat.

Memang sebelumnya, terkait hilangnya Kapal Selam KRI Nanggala ini menjadi perhatian publik. Semua orang memikirkan nasib dan keselamatan 53 kru prajurit TNI AL. Bagi mereka, soal kapal biar saja, masih bisa dibuat lagi. Tetapi keselamatan manusia tetap menjadi prioritas.

Ternyata keberadaannya masih misterius. Kabar telah ditemukan Nanggala baru sebatas –kemungkinan- koordinat posisi kapal saja tapi bagaimana nasib kru-nya?

Press Release Puspen TNI, hari ini, Kamis (22/4/2021) pukul 09.55 WIB menyatakan KRI Nanggala dengan nomor lambung 402 itu, lokasi penemuannya belum dapat dipastikan. Artinya, keterangan resmi tersebut mementahkan kabar penemuan sebelumnya yang berarti posisi kapal tetap masih misteri.

Lalu muncul berita lainnya, Panglima TNI mengijinkan kapal penyelamat dari Singapura untuk mencari lokasi kapal. Artinya confirmed, lokasi KRI Nanggala masih belum diketahui.

Sebagai mantan prajurit TNI AL ,saya sungguh risau, sebab belajar dari sejarah- sebelumnya, kalau ada kapal selam hilang selalu berakhir dengan meninggalkan kesedihan dan duka. Apa yang dialami KRI Nanggala mirip kisah kapal selam AL Argentina, San Juan pada 15 November 1917, pagi 07.30. Kapal tersebut mengalami masalah pada baterai lalu mengalami blackout. Sulit dikendalikan dan hilang. San Juan dikabarkan juga berada di dekat palung (jurang) laut. Pencarianpun dilakukan selama dua pekan tetapi tetap tidak ditemukan. Lokasinya baru ditemukan setahun kemudian berkat info dari Kapal Selam Angkatan Laut Amerika Serikat dan ke-44 krunya dinyatakan gugur dalam menunaikan tugas negara.

Ada kisah lain. Ada kapal selam yang hilang dan terjadi tepat di depan ‘hidung’ kapal penyelamat, yang –sebenarnya- memang disediakan sebagai bantuan bila kondisi darurat muncul terjadi. Kejadiannya pada 10 April 1963. USS (United States Ship) atau Thresher adalah kapal selam bertenaga nuklir. Jenis kapal selam pemburu dan pembunuh. Kapal masih gres dan canggih di kelasnya saat itu dan baru dua tahun keluar galangan. Hari itu, Thresher akan melakukan tes penyelaman dalam, hingga mencapai 1.000 feet atau sekitar 305 meter di bawah permukaan air laut. Dilakukan di lokasi sekitar 350 km sebelah timur kota Boston, Massachusetts.

Demi keselamatan, kapal selam dengan 129 kru didampingi USS Skylark (kapal permukaan) yang akan bertindak sebagai kapal penyelamat, bila terjadi apa-apa. Setelah melalui prosedur ketat, Thresher pun mulai melakukan penyelaman. Sesuai kesepakatan, setiap menyelam sedalam 100 feet atau sekitar 30 meter maka Theresher akan memberi kabar soal kondisinya pada Skylark.

Semula semua berjalan lancar hingga kedalaman 100-200-300, ………sampai akhirnya ketika sampai pada kedalaman 900 feet atau 274,32 meter, Kapten Kapal Thresher melaporkan ada masalah serius. Laporan terputus, karena mendadak kapal hilang kontak. Angkatan Laut Amerika Serikat pun segera melakukan pencarian besar-besaran. Hasilnya? Baru ditemukan posisi kapal dua setengah bulan kemudian yakni pada 25 Juni 1963 dimana kondisi kapal selam Thresher hancur luluh lantak berantakan.

Setelah dilakukan penyelaman lalu disimpulkan bahwa penyebab kecelakaan kapal selam itu karena ada pengelasan badan kapal yang tak sempurna.

Perlu diketahui bahwa dalam tekanan ribuan ton di kedalaman laut, jika ada retak walau sangat kecil dan misalnya ada kebocoran walau satu -ujung- jarum saja bisa membawa petaka bagi kapal selam. Gambaran sederhananya mirip balon udara di dalam air, lalu ditusuk jarum.

Prancis juga pernah mengalami kecelakaan kapal selamnya yaitu Kapal Surcouf. Saat kejadian kapal selam ini membawa lebih banyak kru yaitu 130 orang. Hilang pada sekitar 18 atau 19 Februari 1942. Hal serupa juga dialami Kursk yaitu kapal selam nuklir milik Rusia yang tenggelam dengan membawa 118 kru pada tahun 2000.

Bagaimana sesungguhnya cara menolong kapal selam yang kecelakaan? Sulitkah? Jawabannya memang sangat sulit. Menolong dengan mengirim penyelam sangat berbahaya. Misalnya pada kedalaman 100 meter saja tak banyak penyelam yang mampu menahan kuatnya tekanan air, apalagi bila posisi kapal ternyata lebih dalam lagi.

Ada jalan lain untuk menolong yakni dengan mengutus kapal selam lain untuk menolong. Kapal penyelamat akan menempelkan badan lalu transfer kru bisa dilakukan melalui pintu. Namun ini juga sangat sulit dan sangat berisiko. Pertama, kapal penolong harus tahu pasti dimana posisi awak yang akan ditolong, adakah pintu darurat di sana? Kedua, arus di dalam laut sangat berbahaya. Kapal bisa saling berbenturan dan saling menyeret. Dan di atas semua itu, pertolongan harus dilakukan dengan cepat, ini mengingat terbatasnya oksigen di dalam kapal yang sedang terkena musibah.

Ada yang bertanya, mengapa kru tak keluar kapal saja? Jawabannya: pakai apa? Apakah peralatan penyelaman dalam kondisi darurat ada di dekat mereka? Bagaimana kalau ada di tempat lain dan lokasi itu kini diisolasi? Kalaupun bisa keluar tekanan dalam air -yang sangat besar- sudah menunggu. Tidak semudah yang dibayangkan orang.

Saya sungguh berharap semua awak Nanggala selamat dan tak mau berspekulasi lebih lanjut. Semata, karena rasa hormat saya –yang luar biasa besar- pada para kru prajurit TNI AL.

Menjadi awak kapal selam itu kebanggaan dan hebat! Hanya para pemberani yang mampu melakukan. Dan, mereka semua -pasti- melakukan yang terbaik demi utuhnya NKRI kita. Doa saya menyertai untuk KRI Nanggala-402.

Oleh : KOLONEL LAUT PURN. AGUS SUBAGYO

Komentar