Trump Konsumsi Obat Antibodi yang Belum Disetujui BPOM AS?

JurnalPatroliNews – Jakarta, Pasca positif terjangkit virus corona (Covid-19), Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikabarkan mengonsumsi koktail antibodi eksperimental yang sedang dikembangkan oleh perusahaan obat Regeneron Pharmaceuticals. Namun obat ini rupanya belum disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS.

Meskipun belum mendapatkan persetujuan FDA, Regeneron mengonfirmasi bahwa pihaknya memberikan pengobatan REGN-COV2 dosis tunggal 8 gram untuk digunakan oleh Presiden. Ini diberikan sebagai tanggapan atas permintaan penggunaan.

Selain koktail antibodi Regeneron, Trump juga mengkonsumsi seng, Vitamin D, dan famotidin penghambat histamin.

Dalam sebuah memo yang diberikan Jumat (02/10/2020) oleh Gedung Putih, dokter Trump, Dr. Sean Conley, mengatakan presiden diberi koktail antibodi Regeneron “sebagai tindakan pencegahan.”

Conley juga menulis bahwa Trump “tetap lelah tetapi dalam semangat yang baik” dan Trump setidaknya hanya mengalami demam ringan.

Beberapa dokter skeptis terhadap keputusan untuk merawat Trump dengan obat antibodi yang belum disetujui dan belum diketahui khasiatnya itu.

“Ini adalah sains yang buruk, pengobatan yang buruk dan etika yang buruk untuk memberikan hal-hal yang tidak terbukti kepada orang-orang yang berkuasa,” tulis profesor kedokteran dan ahli hematologi-onkologi di University of California San Francisco, dr. Vinay Prasad dalam sebuah posting Twitter.

“Obat VIP bukan berarti obat yang lebih baik bila tidak ada data,” ungkapnya.

“Saya akan mengatakan bahwa saya belum pernah mendengar tentang seorang pasien, terutama tentang pentingnya Presiden mendapatkan infus eksperimental dari koktail antibodi,” tambah ahli paru yang berbasis di Seattle, dr. Vin Gupta di MSNBC.

CNBC International sebelumnya melaporkan bahwa sejumlah pasien juga telah menerima pengobatan REGN-COV2 setelah berbicara dengan kepala petugas ilmiah Regeneron, yakni dr. George Yancopoulos.

Pada Selasa (29/09/2020), Regeneron mengatakan pengobatan REGN-COV2-nya memperbaiki gejala dan mengurangi viral load pada pasien yang tidak dirawat di rumah sakit atau yang memiliki gejala ringan hingga sedang.

Klaim tersebut didasarkan pada hasil untuk 275 pasien percobaan pertama. Pada saat itu, perusahaan mengindikasikan rencananya untuk “dengan cepat” mendiskusikan hasil awal dengan FDA.

Regeneron bukan satu-satunya perusahaan yang mengembangkan obat antibodi, Eli Lilly dan GlaxoSmithKline juga sedang menguji antibodi monoklonal, yang menurut para ahli dianggap sebagai pengobatan Covid-19 potensial.

REGN-COV2 Regeneron adalah tembakan eksperimental dari antibodi yang dibuat di laboratorium dengan meniru cara tubuh bereaksi terhadap penyerang asing. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pertahanan sistem kekebalan, membantu sistem kekebalan alami manusia bekerja.

(cnbc)

Komentar