Bukalapak Alami Kerugian Rp1,3 Triliun, Bakal PHK Lagi?

JurnalPatroliNews – Jakarta – Bukalapak (BUKA), salah satu platform e-commerce terkemuka di Indonesia, melaporkan kerugian usaha mencapai Rp1,32 triliun, meningkat dari kerugian Rp1,29 triliun yang tercatat sebelumnya.

Meskipun demikian, kerugian bersih perusahaan pada kuartal III-2024 tercatat sebesar Rp597 miliar, menurun 23 persen dibandingkan dengan Rp776 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Pendapatan neto Bukalapak mengalami sedikit peningkatan dari Rp3,34 triliun menjadi Rp3,39 triliun. Namun, EBITDA yang disesuaikan masih menunjukkan angka negatif sebesar Rp168 miliar pada kuartal III-2024, yang tidak sesuai dengan target profitabilitas yang ditetapkan untuk tahun 2024.

CEO Bukalapak, Willix Halim, mengakui bahwa perusahaan belum mampu mengubah tren negatif yang dialami di beberapa sektor bisnisnya.

“Meski Bukalapak telah melakukan berbagai upaya, kerugian yang dialami dan tantangan dalam industri selama tiga tahun terakhir mendorong kami untuk kembali memfokuskan perhatian pada bisnis inti yang lebih spesifik,” jelas Willix pada Kamis, 1 November 2024.

Dia menambahkan bahwa Bukalapak telah melakukan evaluasi terhadap prospek beberapa segmen usaha dan menyimpulkan perlunya restrukturisasi untuk mencapai tujuan strategis perusahaan.

Sebagai bagian dari langkah tersebut, Bukalapak akan lebih menitikberatkan perhatian pada bisnis inti seperti Mitra Bukalapak, Gaming, Investasi, dan layanan di segmen ritel.

Langkah restrukturisasi yang terjadi di luar bisnis inti ini kemungkinan akan berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) yang direncanakan dalam dua kuartal ke depan.

“Ke depannya, Bukalapak akan fokus untuk menjalankan dan mengembangkan segmen bisnis intinya dengan struktur organisasi yang lebih ramping dan efisien, untuk memberikan nilai optimal bagi semua pemangku kepentingan dan pemegang saham kami,” tambahnya.

Sebelumnya, Bukalapak telah melaksanakan PHK terhadap 5 persen dari total karyawannya pada Agustus 2023 sebagai upaya untuk menurunkan beban operasional perusahaan.

Komentar