Hariff Defense dan Dahana Jalin Kolaborasi Strategis di Indo Defence 2025

JurnalPatroliNews – Jakarta – Perhelatan Indo Defence 2024 yang digelar oleh Kementerian Pertahanan pada 11–14 Juni 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, menjadi panggung kolaboratif penting bagi dua pemain utama industri pertahanan Indonesia: PT Hariff Dipa Persada (Hariff Defense) dan PT Dahana.

Melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di booth PT Dahana, kedua perusahaan sepakat mempererat kerja sama dalam bidang teknologi sistem persenjataan, khususnya yang berkaitan dengan pengembangan bahan peledak dan otomasi sistem detonasinya.

Kembangkan Senjata Latih Anti-Tank Buatan Lokal

Salah satu fokus utama kolaborasi ini adalah pengembangan Senjata Lawan Tank (SLT) Latih, sistem senjata ringan berpresisi tinggi yang dirancang untuk keperluan pelatihan militer. Senjata ini diluncurkan dari peluncur yang bisa digunakan berulang kali, membuatnya efisien dari sisi biaya dan logistik pelatihan.

SLT Latih saat ini sudah menunjukkan hasil uji coba yang menggembirakan, dengan kemampuan tembak lurus hingga 600 meter, melampaui ekspektasi semula. Hariff dan Dahana menargetkan pengembangan lanjut menuju teknologi rudal berpemandu (guided missile), bahkan dalam jangka panjang menuju sistem smart missile karya anak bangsa.

Sinergi Swasta dan BUMN untuk Kedaulatan Pertahanan

Adi Nugroho, Direktur Utama Hariff Defense, menegaskan bahwa kerja sama ini adalah wujud nyata dedikasi industri dalam negeri untuk memperkuat kapasitas pertahanan nasional secara berkelanjutan.

“Ini adalah bukti bahwa perusahaan swasta nasional dan BUMN bisa bersinergi membangun kekuatan militer yang mandiri dan unggul. Kami percaya kerja sama ini akan jadi pijakan penting menuju ekosistem pertahanan yang solid dan berdaya saing tinggi,” jelas Adi pada Jumat, 13 Juni 2025.

Sinergi Berbasis Kompetensi dan Inovasi

Hariff Defense dikenal dengan keunggulannya dalam sistem kontrol, telekomunikasi, serta teknologi pertahanan berbasis digital. Sementara Dahana memiliki spesialisasi dalam pengelolaan bahan peledak terintegrasi, termasuk layanan manufaktur dan teknis.

Melalui kolaborasi ini, keduanya menargetkan penciptaan ekosistem industri pertahanan yang aman, berkelanjutan, dan bertumpu pada peningkatan kualitas SDM nasional, khususnya dalam menghadapi tantangan geopolitik dan teknologi masa depan.

Proyek bersama ini bukan hanya soal menciptakan alat militer, tapi juga mengembangkan kapasitas teknologi dalam negeri agar tak lagi bergantung pada pihak luar. Hariff dan Dahana percaya, masa depan kemandirian pertahanan Indonesia dimulai dari investasi nyata dalam inovasi kolaboratif seperti ini.

Komentar