JurnalPatroliNews – Jakarta — Pasar saham Indonesia kembali tertekan hebat. Pada penutupan perdagangan Kamis, 19 Juni 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh tajam dan kembali menembus ke bawah level psikologis 7.000.
IHSG ditutup merosot sebesar 139,15 poin atau setara 1,96 persen, dan harus puas menetap di posisi 6.968,64.
Berdasarkan data RTI Infokom, nilai transaksi di pasar hari ini mencapai Rp13,96 triliun, dengan volume perdagangan sebanyak 24,90 miliar saham berpindah tangan. Namun, suasana pasar tampak suram: 571 saham mengalami penurunan harga, hanya 92 saham yang berhasil menguat, dan 139 saham tidak mengalami perubahan.
Seluruh sektor dalam indeks sektoral terkoreksi, dengan sektor bahan baku mencatatkan penurunan terdalam yakni minus 4,69 persen. Diikuti oleh sektor transportasi yang melemah sebesar 3,84 persen.
Beberapa sektor lain juga mencatatkan pelemahan signifikan, antara lain:
- Energi: -1,78%
- Konsumer non-siklikal: -1,67%
- Properti: -1,65%
- Keuangan & Konsumer siklikal: masing-masing -1,54%
- Industri: -1,60%
- Kesehatan: -1,56%
- Infrastruktur: -1,44%
- Teknologi: -2,00%
Kondisi pasar yang goyah ini didorong oleh faktor eksternal, terutama dari sisi global. Reydi Octa, analis dari Panin Sekuritas, mengungkapkan bahwa meningkatnya ketegangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi dunia menyebabkan investor lebih memilih menahan diri serta cenderung melakukan aksi jual.
“Ketidakpastian global dan naiknya suhu geopolitik memberi tekanan kuat pada sentimen investor. Di sisi lain, harga komoditas yang melonjak menambah kekhawatiran terhadap potensi inflasi,” ujar Reydi.
Ia menambahkan, pasar saham kemungkinan masih akan tertekan dalam waktu dekat, terutama menjelang tenggat waktu 9 Juli, yakni masa berakhirnya penundaan tarif dagang yang sebelumnya diberlakukan oleh mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, selama 90 hari.
Komentar