Indonesia-China Perkuat Kolaborasi dalam Hilirisasi Industri dan Pengelolaan Smelter

JurnalPatroliNews – Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus menjalin kolaborasi strategis dengan China untuk memperkuat hilirisasi industri serta pengelolaan smelter di Indonesia. Inisiatif ini dilakukan mengingat banyaknya smelter di Indonesia yang dibangun oleh perusahaan asal China.

Sekretaris Jenderal Kemenperin, Eko SA Cahyanto, mengungkapkan pentingnya kerja sama ini saat bertemu dengan Wakil Menteri Industri dan Teknologi Informasi China, Wang Jiangping, di Jakarta.

“Kehadiran Wakil Menteri Wang Jiangping diharapkan dapat semakin mempererat hubungan bilateral, terutama dalam pengembangan sektor industri di kedua negara,” ujar Eko dalam keterangan persnya, Sabtu (28/9).

Eko menyoroti potensi pengembangan beberapa mineral strategis di Indonesia, seperti molibdenum, antimon, kromium, kobalt, lithium, dan logam tanah jarang. Hal ini sejalan dengan kebijakan hilirisasi yang diatur dalam UU No. 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara, serta peraturan turunannya.

Proses hilirisasi ini, menurut Eko, harus sejalan dengan prinsip keberlanjutan. Indonesia telah menetapkan standar industri hijau yang fokus pada tiga pilar utama: meningkatkan struktur industri yang berkelanjutan, mengoptimalkan efisiensi energi dalam proses produksi, serta mendorong transisi energi dan penerapan ekonomi sirkular.

Eko juga menekankan bahwa Indonesia membuka peluang kerja sama dengan China di sektor industri baja untuk mewujudkan industri hijau. “Kami berharap dapat memperkuat kerja sama dengan China dalam mewujudkan industri baja yang ramah lingkungan,” ungkapnya.

Selain itu, Indonesia juga berupaya memperluas kerja sama di bidang energi terbarukan, khususnya photovoltaic (PV). Kemenperin mengajak industri pengolahan silika dan komponen PV asal China untuk berinvestasi di Indonesia guna memperdalam rantai industri photovoltaic dalam negeri.

Komentar