Ini Biang Kerok Harga Daging Sapi Makin ‘Ganas’ di 2021

JurnalPatroliNews – Jakarta,– Harga daging sapi memasuki 2021 terus merayap naik sampai di atas Rp 120 ribu per kg rata-rata nasional. Pergerakan harga ini tak terlepas dari kondisi pandemi sejak 2020 lalu yang imbasnya sangat terasa pada saat ini.

Indonesia masih harus mengimpor dari negara lain, sebagian besar berasal dari negara tetangga Australia. Pemerintah mengakui bahwa ada defisit antara kebutuhan dan stok daging sapi yang mampu disediakan dari dalam negeri.

“Untuk di Indonesia, ketersediaan daging sapi dan kerbau ini masih defisit. Yang jelas bahwa kita masih belum bisa swasembada,” ungkap Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Peternakan dan Perikanan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Pujo Setio dalam webinar Meat & Livestock Australia (MLA), Senin (22/3/21).

Kebutuhan komoditas ini kian terasa sensitif pada masa pandemi Covid-19. Banyak negara yang memilih untuk menahannya demi memenuhi kebutuhan di dalam negeri terlebih dahulu.

“Kendala supply demand daging sapi pada 2020 sangat terasa dan kita coba pulihkan pada 2021. Yang jelas terjadi pelemahan baik dari sisi pendapatan, daya beli, dan sebagainya,”

Meski ada upaya pemulihan di tahun ini, namun itu juga tidak mudah, karena negara eksportir seperti Australia juga membatasi ekspor akibat kebakaran hutan tahun 2019 lalu. Selain itu, persoalan distribusi juga masih menjadi isu di masa pandemi Covid-19

“Pada 2021 juga masih terasa beberapa kontainer belum bisa. Kemudian harga juga terus merambat naik, sehingga menyebabkan pasokan daging untuk wilayah Indonesia pada 2021 mungkin tidak terlalu sebaik tahun-tahun sebelumnya,” jelas Pujo.

Adapun daging sapi yang berasal dari Australia sebagian besar merupakan sapi hidup yang dibesarkan di dalam negeri, bukan daging beku. Dengan demikian, maka ada perputaran ekonomi besar di dalam negeri.

“Kita juga mengimpor populasi sapi-sapi bakalan yang bisa hidup di Indonesia untuk penggemukan, sehingga pasokan tersedia, dan kita meningkatkan nilai tambah. Sebenarnya di Australia sendiri mengelola ternak-ternak sapi berdasarkan musim. Ini tentunya menjadi potensi bagi sebagian wilayah Indonesia untuk menampung sapi-sapi dari Australia, sehingga ketika musim kemarau yang panjang tidak hilang sapi-sapi tersebut,” jelasnya.

(cnbc)

Komentar