JurnalPatroliNews – Jakarta – Pertumbuhan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) selama 10 tahun terakhir bisa mencapai dua kali lipat, sehingga, diperkirakan nilai investasi di sektor geothermal atau energi panas bumi mencapai 8,7 miliar Dolar AS (sekitar Rp133,55 triliun) pada 2024.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa investasi di sektor geothermal mengalami kenaikan hingga delapan kali lipat dalam sepuluh tahun terakhir.
“Akumulasi investasi untuk PLTP telah berkembang pesat, naik hingga 8 kali lipat. Kami memperkirakan investasi geothermal akan mencapai 8,7 miliar Dolar AS pada tahun 2024,” jelas Bahlil dalam acara International Geothermal Conference & Exhibition (IIGCE) yang dikutip pada Kamis (19/9).
Menurut Bahlil, sektor PLTP telah menciptakan sekitar 900 ribu lapangan pekerjaan dan memberikan kontribusi ekonomi sebesar Rp16 triliun. Selain manfaat ekonomi, pembangunan PLTP juga berperan dalam pengurangan emisi karbon dioksida, dengan kontribusi pengurangan sebesar 17,4 juta ton CO2 per tahun.
Namun, Bahlil mengingatkan bahwa meskipun investasi ini besar, angka tersebut belum mencukupi untuk mencapai target bauran energi bersih nasional. Saat ini, kontribusi energi baru terbarukan (EBT) terhadap total pasokan energi nasional baru mencapai 15 persen atau 13,7 gigawatt. Angka ini masih jauh dari target pemerintah yang menetapkan porsi EBT sebesar 23 persen atau 23 gigawatt pada tahun 2025.
Komentar